Senin 17 Dec 2018 15:51 WIB

Penyuruh Perusakan Atribut Demokrat yang Dirahasiakan Polisi

Polisi telah tetapkan tersangka dan menahan HS pelaku perusakan atribut Demokrat.

Atribut kampanye Partai Demokrat di Riau, Pekanbaru yang dirusak.
Foto: Twitter/@AgusYudhoyono
Atribut kampanye Partai Demokrat di Riau, Pekanbaru yang dirusak.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Ronggo Astungkoro, Antara

Polresta Pekanbaru telah menetapkan tersangka perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru. Tersangka berinisial HS (22 tahun) pun langsung ditahan untuk kepentingan penyidikan.

Dalam keterangannya kepada wartawan, di Mapolda Riau, Senin (17/12), Kapolda Riau Inspektur Jenderal Polisi Widodo Eko Prihastopo mengatakan, alasan uang menjadi motif HS merusak atribut Partai Demokrat di Kota Pekanbaru.

"Motif pelaku dijanjikan dibayar Rp 150 ribu. Itu saja, tidak ada motif lain," kata Widodo dalam keterangannya, Senin.

Ia menjelaskan, HS, pemuda 22 tahun yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru itu dijanjikan uang Rp 150 ribu oleh seseorang. Karena itu, kata dia, Polresta Pekanbaru yang menangani kasus tersebut masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap dalang perusakan tersebut.

"Ada seseorang, itu yang masih dalam penyelidikan. Jadi, dia (HS) dijanjikan. Kamu lakukan ini, saya bayar Rp 150 ribu," ujarnya.

Akan tetapi, lanjutnya, uang yang dijanjikan tersebut belum diterimanya. HS justru tertangkap tangan warga dan simpatisan partai saat melakukan perusakan atribut Partai Demokrat yang terpasang di sepanjang Jalan Sudirman, Pekanbaru, Sabtu (15/12) dini hari. Disinggung soal video amatir yang beredar berisi pengakuan HS saat tertangkap tangan, yang menyebutkan dia disuruh oleh oknum simpatisan partai tertentu, Kapolda masih merahasiakannya dan menyatakan hal itu merupakan ranah penyelidikan.

"Itu sudah menyangkut ranah penyelidikan. Biarkan penyidik kami bekerja dulu," katanya.

Widodo juga menegaskan polisi bekerja secara objektif dan sesuai dengan fakta di lapangan. Termasuk, saat disinggung bahwa elite Partai Demokrat mempunyai bukti kuat untuk mengungkap kasus tersebut.

"Saya tegaskan, polisi tidak bekerja dari pesanan atau suruhan. Kita berdasarkan kenyataan di lapangan, berdasarkan kerja penyidik," tegasnya.

Selain menetapkan HS sebagai tersangka, Kapolda juga mengatakan polisi juga menetapkan dua tersangka perusakan atribut partai lainnya. Bedanya, dalam kasus ini, kedua tersangka berinisial Ks dan MW ditetapkan sebagai tersangka terkait perusakan atribut PDIP di wilayah Tenayan Raya, Pekanbaru.

Ketiga tersangka dari dua kasus ini, kata Kapolda, seluruhnya ditangani Polresta Pekanbaru, dan dilakukan penahanan karena ancaman hukuman di atas lima tahun penjara. Mereka dijerat dengan Pasal 170 juncto 406 KUHP, yang terkait perbuatan merusak barang.

"Dari dua kasus itu, di dua TKP (tempat kejadian perkara), kita tetapkan tiga tersangka. HS di Jalan Sudirman, kemudian Ks dan MW di Jalan Tenayan Raya," kata Widodo.

Insiden perusakan atribut Partai Demokrat pada Sabtu (15/12), diketahui langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Setelah mendapatkan informasi, SBY pada Sabtu pagi, berjalan dari kantor DPRD Riau menuju lokasi tempat atribut Partai Demokrat dan baliho bergambar dirinya robek.

Beberapa spanduk terlihat dibuang ke parit. Bendera-bendera biru berlambang mercy remuk. Tiangnya patah semua. Namun beberapa bendera parpol lainnya, seperti Golkar, PDIP dan Nasdem baik-baik saja.

"Dini hari saya menerima laporan bahwa baliho selamat datang dan bendara partai dirusak. Kemudian saya tidak langsung percaya. Pagi ini saya melihat langsung ternyata benar baliho dirobek serta bendara partai dibuang ke selokan, saya sangat menyayangkan kejadian ini" kata SBY.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief kemudian mengungkap pernyataan mengejutkan. Lewat 'kicauannya' di Twitter, Sabtu, Andi menyebut, pengurus DPC Demokrat telah menangkap pelaku perusakan atribut partainya dan mempunyai informasi siapa penyuruh pelaku.

"Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh pengurus PDIP," kata Andi.

Andi juga menyebut perusak atribut Partai Demokrat di Riau punya kemampuan mengelabui dan menembus batas keamanan standar siaga satu kunjungan Presiden. Hal itu menurutnya wajar jika polisi tidak mengendus kejadian tersebut.

Lebih lanjut Arief menyebut bahwa dari pengakuan pelaku yang ditangkap oleh polisi,  jumlah perusak atribut partai Demokrat  ada sekitar 35 orang. Tiga puluh lima orang tersebut dibagi ke dalam lima kelompok, satu regu terdiri dari tujuh orang.

"Mereka dibayar 150 ribu per orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari partai berkuasa," tulisnya.

Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membantah bahwa kadernyalah yang melakukan perusakan atribut kampanye Partai Demorkat politik di Indonesia. Dia menegaskan, mengecam perusakan atribut partai politik.

"Kami ini Partai yang berdisiplin jadi kami pastikan tidak ada anggota kami yang punya perilaku seperti itu, karena sanksinya sangat tegas dan berat, pemecatan," kata Hasto, Sabtu (15/12).

Baca juga

Ulah oknum partai

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menyebutkan, pihak kepolisian sudah dapat menangkap oknum-oknum perusakan baliho Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau. Menurutnya, oknum dari PDIP maupun Partai Demokrat terlibat pada kejadian tersebut.

"Itu ternyata memang perbuatan oleh oknum-oknum tertentu, dari partai tertentu baik partai PDIP maupun Demokrat ada. Oknum itu sudah ditangkap," jelas Wiranto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (17/12).

Menurut Wiranto, oknum-oknum tersebut bertindak tanpa ada perintah ataupun kebijakan dari partai politik mereka masing-masing. Mereka, Wiranto menuturkan, kemungkinan melakukan 'inisiatif' tersebut untuk mendapatkan pujian dari partai politiknya.

"Tetapi tindakannya salah dan Presiden juga sangat menyesalkan peristiwa ini. Saya juga sudah meminta untuk usut tuntas, siapapun pelakuknya kita tindak secara hukum," jelas Wiranto.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta semua pihak menjaga ketenangan dan kesejukan menjelang pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. "Kita, siapa pun baik itu caleg, parpol, dalam kontestasi pilpres, marilah kita jaga ketenangan dan kesejukan dalam memasuki tahun politik ini," kata Presiden Jokowi di Pekanbaru, Sabtu (15/12) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement