REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Manajemen Kebun Raya Bogor resmi menutup kunjungan untuk sementara waktu terkait adanya angin kencang yang melanda Kota Bogor beberapa waktu terakhir. Kepala Bagian Humas Kebun Raya Bogor, Ayi Doni Darussalam, menjelaskan, penutupan Kebun Raya Bogor dilakukan sebagai langkah antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami memang memiliki tim khusus yang melakukan antisipasi. Seperti melakukan pengecekan berkala kepada setiap tanaman,” kata Doni kepada Republika.co.id, Senin (17/12).
Menurut dia, setiap tanaman di Kebun Raya Bogor memiliki profil atau identitas berbeda. Mulai dari identitas jenis tanaman, masa tanam, usia, hingga prediksi kapan tanaman tersebut akan masuk masa kematian.
Pada tanaman-tanaman yang berpotensi tumbang secara mendadak, pihaknya mengaku telah melakukan antisipasi dengan cara memasang profil tanaman dan memberikan sosialisasi kepada pengunjung. Tujuannya agar tidak mendekat atau melintas di tanaman yang dimaksud.
Ia menjelaskan selain melakukan penutupan, antisipasi juga dilakukan dengan beberapa cara yang sesuai dengan standar operasional yang diterapkan Kebun Raya Bogor dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Antisipasi dapat berupa pemangkasan dahan tanaman, pembersihan ranting, dan meneliti kesehatan tanaman secara berkala dengan alat khusus yang dapat mengetahui kondisi isi tanaman tersebut.
“Di Kebun Raya banyak pepohonan yang usianya sudah cukup tua. Ada yang berusia 50 tahun, ada juga yang usianya di atas 100 tahun,” kata Doni.
Dia mengaku tidak berorientasi pada pemasukan finansial dengan diberlakukan penutupan kunjungan secara umum. Pasalnya, menurut dia, Kebun Raya Bogor mengutamakan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung yang datang.
Sebelum penutupan kali ini dilakukan, ia menyebut Kebun Raya Bogor pernah melakukan penutupan kunjungan untuk umum akibat hujan deras yang melanda Kota Bogor. Adanya langkah antisipasi berupa penutupan kunjungan sementara secara umum tersebut, Doni menjelaskan perihal jadwal masuk pengunjung kolektif yang terlanjur memesan tiket. Menurut dia, calon pengunjung tersebut akan diarahkan ke Museum Zoologi sehingga kunjungan mereka tidak berlaku sia-sia.
“Kalau kondisi sudah dirasa aman, cuaca sudah bagus, (Kebun Raya Bogor) akan kita buka lagi untuk umum,” katanya.
Sementara itu Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Boedi Suhardi, menjelaskan, angin kencang yang terjadi di wilayah Bogor dalam beberapa waktu terakhir umumnya disertai dengan hujan deras. Menurutnya dari pantauan cuaca pada Senin (17/12) yang dilakukan BMKG Bogor, angin bertiup dari arah selatan hingga barat daya dengan kecepatan 5 hingga 20 kilometer/jam. “Pada kecepatan 50 kilometer/jam, angin tersebut masuk ke dalam kriteria angin ekstrem,” kata Boedi.
Menurut dia, kemungkinan penutupan kunjungan Kebun Raya Bogor dikarenakan adanya imbauan yang diberi oleh BMKG kepada Manajemen Kebun Raya. Pasalnya dalam pantauan cuaca yang ada, lanjutnya, diketahui di wilayah Bogor dan sekitarnya berpotensi terjadinya hujan deras disertai petir serta angin kencang mulai siang, sore, hingga menjelang malam hari.
Angin kencang, Boedi mengatakan, selain dapat berpotensi menumbangkan pepohonan yang berusia tua, juga dapat berpotensi menjadi angin ribut di wilayah dengan area yang lapang. “Kita imbau agar masyarakat berhati-hati dengan angin kencang ini bencana Siklon Tropis Kenanga,” kata Boedi.
Sebelumnya diketahui, Siklon Tropis Kenanga merupakan gelombang angin dari bibit siklon yang terdeteksi berkembang sejak 12 Desember 2018 di wilayah Samudera Hindia. Kemudian akhirnya telah menjadi siklon tropis pada 15 Desember 2018 pada jarak 1.400 kilometer dari Bengkulu sebelah barat daya pulau Sumatra. Siklon Tropis Kenanga memiliki kecepatan angin maksimum di dekat pusat siklonnya mencapai 40 knot atau sekitar 75 kilometer/jam.