Senin 17 Dec 2018 09:08 WIB

Saat 'Tetangga Bising Itu' Akui Ibu Kota Israel

Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison (tengah)
Foto: Mick Tsikas/AAP Image via AP
Perdana Menteri Australia Scott Morrison (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Muhyiddin, Amri Amrullah

Australia kerap menjadi tetangga yang bising buat Indonesia. Kegaduhan baru yang dibuat 'tetangga  yang bising itu' saat ini terkait dengan pengakuan Yerusalem Barat sebagau ibu kota Israel.  Pengakuan ini dibuat ketika proses jalan damai Palestina-Israel masih belum menunjukkan hasil nyata.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri KH Muhyiddin Junaidi mengatakan, Pemerintah Indonesia harus menekankan bahwa keputusan Australia mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel adalah kesalahan besar. Pemerintah juga diminta memanggil duta besar Australia di Jakarta sebagai langkah diplomatik mempertanyakan kebijakan tersebut.

"MUI menilai kebijakan tersebut adalah sebuah blunder besar dan kesalahan fatal bagi Australia. MUI minta pemerintah Indonesia untuk memanggil dubes Australia untuk Indonesia guna mendapatkan klarifikasi lengkap," ujar Muhyiddin kepada Republika, Ahad (16/12).

MUI juga meminta agar Pemerintah Indonesia mengkaji ulang hubungan diplomasi dengan Australia.

Menurut dia, Australia selama ini kerap mengeluarkan kebijakan yang merugikan Indonesia dan umat Islam.

"Kebijakan tersebut sangat mencederai perasaan umat Islam dunia, khususnya Indonesia yang merupakan mitra Australia dan negara sahabat," ucap Muhyiddin.

Sebelumnya diberitakan, Australia secara resmi mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Namun, Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Sabtu (15/12) mengatakan, Australia belum akan segera memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Kami berharap untuk memindahkan kedutaan kami ke Yerusalem Barat setelah penentuan status akhir," kata Morrison kepada wartawan di Sydney.

Status Yerusalem sejak berdirinya negara Israel pada 19548 masih terus jadi perdebatan. PBB sejak lama mengeluarkan resolusi yang menyarankan negara-negara tak mendirikan perwakilan di wilayah bermasalah tersebut hingga semua pihak sepakat dengan status Yerusalem.

Hingga saat ini, sedianya tak ada wilayah dengan nama Yerusalem Barat. Pemerintah Israel bersikeras, seluruh wilayah Yerusalem terpadu untuk dikuasai mereka. Hukum internasional sejauh ini juga hanya mengakui bahwa Yerusalem Timur adalah wilayah milik Palestina yang tengah diduduki Israel.

Sementara, pihak Palestina yang sejauh ini belum mendapatkan hak kemerdekaan sebagai negara mandiri tak bisa menetapkan Yerusalem Timur sembagai ibu kota mereka. Sebab itulah, keputusan Australia menetapkan Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel saat Palestina belum merdeka dikecam berbagai pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement