REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jembatan darurat berupa rangkaian panel baja yang menghubungkan jalur utama Padang-Bukittinggi mulai dibuka bagi kendaraan pada Ahad (16/12) siang ini. Sejak pukul 13.00 WIB, kendaraan dari dua arah, baik dari Padang atau Bukittinggi, bisa melintas di atas jembatan dengan sistem buka tutup.
Artinya, jalur utama dari Padang menuju Bukittinggi mulai tersambung lagi setelah terputus sejak Senin (10/12) petang akibat ambruknya jembatan Sungai Kalu. "Sudah dibuka sejak jam 1. Pertama kan diujicoba lalu ditutup lagi namun sekarang sudah dibuka," ujar Kapolres Padang Pariaman, AKBP Rizki Nugroho, Ahad (16/12).
Meski siang ini jembatan darurat dibuka untuk dua arah, namun kepolisian berencana melakukan rekayasa lalu lintas per Senin (17/12) besok. Rencananya, jembatan darurat hanya diperuntukkan bagi pengendara dari arah Kota Padang menuju Bukittinggi.
Sebaliknya, pengendara dari Bukittinggi menuju Padang diarahkan melewati jalur Malalak yang tembus ke Sicincin. "Satu arah, saran dari Dirjen Bina Marga. Khawatirnya kalau (dua arah) ada crowded di tengah tengah. Satu arah dari Padang ke Bukittinggi," ujar Rizki.
Pembukaan jembatan darurat sempat molor satu hari. Menurut jadwal yang ditetapkan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang, uji coba jembatan panel bisa dilakukan Sabtu (15/12) kemarin. Namun karena hujan deras sempat mengguyur bagian hulu Sungai Kalu pada Jumat (14/12) malam, maka debit air yang melintas di bawah jembatan sempat meninggi.
Jembatan darurat yang terdiri dari panel-panel baja sepanjang 36 meter mulai dibangun sejak Selasa (11/12) lalu, akibat jembatan utama yang ambruk pada Senin (10/12) malam.
Pemerintah juga mulai merencanakan pembangunan jembatan permanen sebagai pengganti jembatan Sungai Kalu yang ambruk. Rencananya, setelah jembatan darurat bisa dilalui akhir pekan ini, petugas mulai membangun jembatan double bailey yang terletak di samping jembatan saat ini. Selanjutnya bila jembatan double bailey bisa digunakan, maka pengendara diarahkan untuk melintas di atasnya. Sementara jembatan darurat yang sebelumnya dipakai, dibongkar untuk dibangun jembatan permanen.
Jembatan permanen yang ditargetkan bisa dibangun akhir Desember 2018 ini akan menelan biaya Rp 15 miliar. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan, pihaknya akan melakukan penunjukan langsung kepada kontraktor lokal sebagai pelaksana proyek. Targetnya, jembatan permanen akan rampung dibangun selama 6 bulan.