Sabtu 15 Dec 2018 12:07 WIB

Waspada, Bencana Alam Berpotensi Meluas

Bencana tak hanya merusak infrastruktur, tapi juga menimbulkan korban jiwa.

Rep: RR Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah petugas berada di lokasi longsor yang menghantam tiga unit kendaraan, di Jalur Lintas Padang - Jambi, Panorama II Sitinjau Lauik, Padang, Sumatera Barat, Jumat (14/12/2018).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah petugas berada di lokasi longsor yang menghantam tiga unit kendaraan, di Jalur Lintas Padang - Jambi, Panorama II Sitinjau Lauik, Padang, Sumatera Barat, Jumat (14/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID  JAKARTA -- Masyarakat di berbagai daerah perlu mewaspadai terjadinya bencana alam. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan akan terus meningkat sehingga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, mengatakan, BKMG telah melakukan pemutakhiran data prakiraan musim hujan per Kamis (13/12). "Hasilnya, sebanyak 62 persen wilayah Indonesia dinyatakan sudah memasuki musim hujan," kata Herizal, Jumat (14/12).

Dia memerinci, curah hujan tinggi (lebih dari 150 mm/dasarian) telah terjadi di beberapa wilayah. Antara lain, Sumatra Barat, Riau bagian Tengah, Jambi bagian barat, Muko-muko, Pekanbaru, Kampar, Semarang, dan Mimika.

Sementara, curah hujan kategori rendah (0-50 mm/dasarian) masih dialami, antara lain, Sumatra Utara bagian tengah, pesisir utara Jabar, DKI, Situbondo, dan sebagian besar Sulteng.

photo
Foto udara kemacetan panjang saat alat berat membersihkan material longsor yang menghantam tiga unit kendaraan, di Jalur Lintas Padang - Jambi, Panorama II Sitinjau Lauik, Padang, Sumatera Barat, Jumat (14/12/2018).

Adapun dalam 10 hari ke depan, curah hujan sangat tinggi berpotensi terjadi di bagian barat Sumatra/pesisir barat mulai Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi bagian barat, Sumsel bagian barat sampai Bengkulu, Bangka bagian utara, Belitung, Kalimantan Barat bagian barat, Sulawesi Selatan bagian selatan, dan sebagian Papua sekitar Pegunungan Jayawijaya.

Ia juga mengimbau masyarakat mewaspadai daerah-daerah yang diprediksi berpotensi terjadi curah hujan tinggi dan rawan banjir. Beberapa daerah itu adalah sebagian besar Sumatra, Banten, sebagian Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah.

Selama November 2018, kata dia, telah terjadi 223 bencana berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dia memerinci, ada 72 kejadian bencana banjir, 74 bencana longsor, dan 77 kejadian puting beliung.

"Selama pertengahan Desember 2018 juga telah terjadi rentetan bencana," ujar dia.

Sejumlah daerah di Indonesia telah dilanda bencana alam akibat meningkatnya curah hujan. Bencana yang terjadi tak hanya mengakibatkan kerusakan infrastruktur, tapi juga menimbulkan korban jiwa.

photo
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mengungkapkan terjadi tanah amblas dengan diameter 10-20 meter dengan kedalaman 10-15 meter Ahad (9/12). Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Palung Pusing, RT 03 RW 09, Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

Di Kota Padang, hujan deras yang mengguyur pada Kamis (13/12) malam, menyebabkan longsor di Panorama 2, jalur utama menuju Solok via Sitinjau Lauik. Akibatnya, material longsor ikut menyeret satu unit bus Family Raya, satu unit truk, dan satu unit minibus. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang menyebutkan, bencana ini mengakibatkan satu orang korban meninggal dan empat orang luka-luka.

Jalur Padang-Solok menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin bepergian dari Kota Padang menuju Bukittinggi, Tanah Datar, atau Payakumbuh setelah putusnya jalur utama Padang-Bukittinggi sejak Senin (13/12) lalu. Padatnya kendaraan yang ingin melintasi jalur ini pun membuat kemacetan panjang.

"Material longsor menutupi seluruh badan jalan sehingga akses jalan terputus dan mengakibatkan kemacetan. Longsor juga mengenai kendaraan yang berada di lokasi," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Kota Padang Sutan Hendra, Kamis (14/12) dini hari.

Korban meninggal dunia bernama Dian Ekawati (40 tahun). Sementara, korban lain yang terluka sudah dievakuasi menuju rumah sakit. Material longsor sepanjang 30 meter dan ketinggian timbunan dua-tiga meter juga membuat jalur Padang-Solok kembali terputus.

Hujan deras terus mengguyur wilayah Sumatra Barat sejak Senin (10/12). Akses utama Padang menuju Bukittinggi terputus akibat ambruknya Jembatan Sungai Kalu pada Senin petang. Jalur Padang-Solok juga sempat terputus Rabu (12/12) pagi akibat longsor di Panorama 2, tetapi kembali dibuka setelah material longsor dibersihkan.

Kemacetan yang terjadi di jalur utama Padang-Solok, Jumat (14/12) dini hari, turut membuat seorang pengemudi truk batu bara meninggal dunia. Korban bernama Sugianto (52 tahun) yang sedang menyetir seorang diri diduga meninggal dunia karena kekurangan oksigen. Sugianto diduga menutup pintu truknya rapat-rapat saat menunggu antrean panjang kendaraan di jalur Solok-Padang.

Bencana tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara. Sebanyak delapan orang warga dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tanah longsor yang menimpa tiga rumah di Desa Halado pada Rabu (12/12) malam. Peristiwa longsor terjadi pukul 23.30 WIB.

Saat evakuasi para korban dilakukan, longsor susulan yang terjadi tanpa diduga menerjang alat berat yang sedang digunakan untuk membersihkan longsoran tanah di lokasi bencana. Meski operator alat berat berhasil selamat, sejumlah petugas yang turut membantu proses evakuasi awal juga menjadi korban.

"Hingga saat ini, tiga orang korban tertimbun longsor masih dalam pencarian," ujar Kepala BPBD Toba Samosir, Herbet Pasaribu.

Di Aceh, bencana banjir mengepung 39 desa pada tujuh kecamatan di wilayah Aceh Tenggara. Sejumlah tanggul jebol akibat hujan lebat dan sungai meluap dalam beberapa hari terakhir.

Kepala Pelaksana BPBD Aceh Teuku Ahmad Dadek mengatakan, ada beberapa rumah yang tersapu banjir. "Beberapa jembatan gantung penghubung antardesa juga terputus Kamis (13/12) malam," katanya, kemarin.  (antara, ed: satria kartika yudha)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement