Jumat 14 Dec 2018 16:38 WIB

Kanada Terjebak di Antara AS dan Cina

Dua warga negara Kanada ditahan oleh Cina.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
PM Kanada Justin Trudeau saat bertemu Presiden AS Donald Trump, Selasa (14/2).
Foto:
Petinggi Huawei Cina, Meng Wanzhou

Namun menyangkut penahanan dua warga negaranya oleh Cina, PM Trudeau tidak banyak memberikan pernyataan publik. Pemimpin oposisi Konservatif, Andrew Scheerz, mengatakan Trudeau tidak cukup kuat untuk menghadapi Cina.

“Situasi ini menunjukkan, pendekatan naif Justin Trudeau terhadap hubungan Kanada dengan Cina tidak berjalan,” kata Scheer.

Kasus ini adalah sengketa kedua Kanada dengan kekuatan besar di tahun ini. Pada Juni lalu, Trump bersumpah akan membuat Kanada menyesal setelah Trudeau mengatakan tidak akan melakukan pembicaraan untuk menuntaskan perjanjian perdagangan baru bagi Amerika Utara.

Serangan semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Kanada yang merupakan sekutu terdekat Amerika. Trump menyebut Trudeau lemah dan tidak jujur.

Kemudian pekan ini Trump mengatakan ia mungkin akan campur tangan dalam kasus penangkapan petinggi Huawei, jika hal itu mengganggu perjanjian perdagangan AS dengan Cina. Pernyataannya bertentangan dengan pernyataan pejabat Kanada yang mengatakan penangkapan itu tidak bersifat politik.

Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland menanggapi Trump dengan mengatakan, cukup jelas bahwa setiap negara asing yang meminta ekstradisi harus memastikan prosesnya tidak dipolitisasi.

"Biasanya, Kanada dapat mengandalkan AS untuk mendukung mereka dalam masalah seperti ini," kata Laura Dawson, mantan penasehat ekonomi di Kedutaan Besar AS di Kanada dan direktur Canadian Institute di Wilson Center di Washington.

Dawson mengatakan, tidak biasa bagi Washington untuk meninggalkan Kanada 'menggantung' sendirian. "Presiden Trump telah menegaskan, aliansi lama tidak terlalu penting. Dia tidak merahasiakan pilihannya untuk melakukan perjalanan sendiri dan kurangnya perhatian pada aliansi lama," ungkap Dawson.

Membela Kanada

Di tahun-tahun sebelumnya, AS akan membela Kanada ketika diserang dan negara-negara lain. Namun kali ini hal itu tidak terjadi.

Pada Agustus lalu, Pemerintah Saudi mengusir duta besar Kanada untuk Saudi dan menarik duta besarnya dari Kanada. Hal itu dilakukan setelah Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan dukungan untuk seorang aktivis yang ditangkap oleh Saudi.

Saudi juga menjual investasi Kanada dan memerintahkan warga Kanada untuk pergi dari negara itu. Dalam kasus ini, tidak ada negara, termasuk AS, yang berbicara secara terbuka untuk mendukung Kanada.

Sekarang taruhannya jauh lebih tinggi. Kanada adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang berbicara tanpa basa-basi dalam membela hak asasi manusia dan aturan hukum internasional.

Sementara, perdagangan Cina dengan Kanada semakin penting karena Ottawa ingin meningkatkan ekspornya di Asia setelah perdagangannya dengan AS terancam oleh tarif Trump.

"Pada awalnya ada gagasan mungkin Cina akan menggantikan Amerika sebagai mitra dagang unggulan Kanada, tetapi itu hal yang gila," kata sejarawan Robert Bothwell, profesor di Universitas Toronto.

David Mulroney, mantan duta besar Kanada untuk Cina, mengatakan tidak hanya AS tetapi negara Barat lainnya harus membela Kanada.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement