Jumat 14 Dec 2018 01:18 WIB

Cerita 10 Pekerja Selamat dari Pembantaian KKSB Papua

Personel TNi-Polri hingga kini terus mencari korban dan mengejar KKSB.

Rep: Mabruroh/ Red: Andri Saubani
Ambulans TNI meninggalkan hanggar helikopter Bandara Mozes Kilangin Timika saat evakuasi jenazah Serda Handoko setibanya di bandara tersebut, Papua, Rabu (5/12/2018).
Foto: Antara/Evarianus Supar
Ambulans TNI meninggalkan hanggar helikopter Bandara Mozes Kilangin Timika saat evakuasi jenazah Serda Handoko setibanya di bandara tersebut, Papua, Rabu (5/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebanyak 10 pekerja bangunan selamat dari pembantaian dan penembakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) Papua pada Ahad (2/12) lalu. Mereka selamat atas bantuan dari warga setempat yang turut membawa lari dan menyebunyikan para pekerja saat peristiwa penembakan terjadi.

DM, salah seorang kepala tukang bangunan yang turut selamat menceritakan bagaimana pelarian dan persembunyiannya selama ini. Hingga akhirnya diantarkan oleh Ketua DPRD Nduga dan diamankan di Mapolsek Kenyam.

 

“DM menceritakan bahwa pada saat kejadian mereka mendapat Informasi dari Distrik Yigi, ada penangkapan para tukang pada hari Sabtu 01 Desember 2018 malam,” tutur Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi Musthofa Kamal dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (13/12).

Usai mendengar kabar tersebut, pada Ahad (2/12), masyarakat setempat kemudian membawa lari 10 tukang menuju ke dalam hutan untuk bersembunyi. Kemudian, mereka keluar hutan untuk pindah bersembunyi di rumah Kepala Kampung Yal.

“Kemudian dari Distrik Yal kami diantar dan dibawa ke Distrik Koroptak,” cerita DM.

Esok harinya, pada Senin (3/12), mereka berangkat sekitar pukul 01.00 WIT menuju rumah Honai milik warga. Dengan berjalan kaki, mereka tiba di rumah Honai di Koroptak pukul 17.00 WIT.

Selama tiga hari mereka bersembunyi di rumahnya Honai milik warga. Tidak berhenti di sana, masyarakat setempat kembali membawa lari dan menyembunyikan kembali menuju Distrik Yal.

“Kemudian pada Rabu 05 Desember 2018, masyarakat setempat kembali membawa lari kami ke Distrik Yal, namun kami tidak sempat tiba di Distrik Yal, kami cuma sampai dibawa gunung Distrik Yal,” ceritanya.

 

Sepertinya, perjuangan pelarian dan persembunyian mereka belum usia, karena pada Ahad (9/12) mereka harus kembali bersembunyi menuju Distrik Koroptak. Sekitar pukul 14.00 WIT, mereka kembali menuju Distrik Koroptak dan di sanalah mereka mendapat informasi melalui Radio SSB dari kepala Kampung Yal dan Wakil Ketua I DPRD Nduga bahwa pelarian mereka sudah dapat berhenti.

“Kami akan dievakuasi ke Kenyam dengan menggunakan Helicopter Bell Milik PT. Intan Angkasa. Kami berterima kasih kepada aparat TNI-Polri, Pemerintah Daerah dan masyarakat yang sudah membantu kami keluar dari Distrik Yigi,” ungkap DM.

10 orang pekerja bangunan tersebut akhirnya dijemput dari Distrik Koroptak menuju Mapolsek Kenyam. Mereka dibawa dengan menggunakan helikopter milik PT. Intan Angkasa.

Pukul 07.04 WIT heli terbang dari halaman belakang Mapolsek Kenyam menuju Bandara Lendumu Distrik Koroptak. Dengan didampingi oleh Ketua I DPRD Nduga Alimi Gwijangge untuk menjemput 10 pekerja bangunan tersebut.

“Pukul 07.30 WIT helicopter berangkat dari Bandara Lendumu Distrik Koroptak dan tiba di halaman belakang Mapolsek Kenyam dengan membawa enam orang tukang selanjutnya diarahkan menuju ke Mapolsek Kenyam,” kata Kamal

Selanjutnya pukul 07.32 WIT, helikopter kembali terbang dari halaman belakang Mapolsek Kenyam menuju Bandara Lendumu Distrik Koroptak untuk empat orang pekerja bangunan lainnya. Empat orang tersebut terdiri dari dua orang pekerja dari pendatang dan dua pekerja lainnya merupakan warga asli Paniai yang bekerja di Gedung Sekolah SD Negeri Koroptak.

“Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit akhirnya mereka tiba di Bandara Kenyam dengan membawa empat pekerja tersebut,” kata Kamal.

Sampai hari ini, kata Kamal, pekerja yang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat sebanyak 35 orang. Dan korban selamat ini di luar karyawan PT Istaka Karya yang bekerja membangun beberapa bangunan seperti balai desa, gedung sekolah dan perumahan sosial di beberapa distrik yang ada di Kabupaten Nduga.

“Personel gabungan TNI/Polri pun, akan terus melakukan pencarian para korban pekerja yang berada di beberapa Distrik yang ada di Kabupaten Nduga,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement