Kamis 13 Dec 2018 15:34 WIB

Jokowi Ingin Pendamping PKH Belajar ke Luar Negeri

Kesempatan belajar ke luar negeri akan membuka dan menambah wawasan pendamping PKH.

Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengupayakan pengiriman pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) terpilih ke luar negeri untuk belajar. Dengan demikian, pendamping bisa membandingkan praktik di negara maju.

“Bisa sekolah, maksudnya melanjutkan sekolah, bisa training, bisa melihat dan membandingkan negara lain itu negara maju itu seperti apa," katanya saat memberikan pengarahan pada Jambore Sumber Daya Program Keluarga Harapan Tahun 2018 di Istana Negara Jakarta, Kamis (13/12).

"Saya titip Pak Menteri, kita ingin ke depan melakukan pembangunan besar-besaran di SDM, saya minta ada seleksi pendamping-pendamping PKH, ada yang kita kirim ke luar negeri," katanya kepada Menteri Agus.

Kepala Negara mengatakan kesempatan belajar ke luar negeri akan membuka dan menambah wawasan para pendamping program PKH. "Sehingga, mereka memiliki semangat,” kata dia.

Ia menambahkan semuanya memiliki semangat tinggi membangun negara sehingga jangan sampai ada yang tertinggal. “Kita harus memiliki semangat yang sama untuk mengentaskan 15,6 juta yang masih tertinggal," katanya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengatakan akan terus mengecek pelaksanaan PKH di lapangan. 

Menteri Sosial mengatakan PKH pada 2015 menjangkau sekitar 3,5 juta keluarga penerima manfaat. Namun, tahun ini meningkat dan sudah menjangkau 10 juta keluarga penerima manfaat.

PKH ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan, mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin, meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan keluarga miskin, serta mendorong kemandirian keluarga penerima manfaat. Menteri Sosial mengatakan pelaksanaan PKH tidak lepas dari peran 39.700 pendamping PKH yang tersebar di 34 provinsi.

"Penyelenggaraan jambore ini dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM pendamping PKH, " katanya.

Ia menambahkan jambore yang diikuti 598 peserta dari seluruh Indonesia itu merupakan ajang sosialisasi arah kebijakan pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan ketimpangan. Jambore sekaligus bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan SDM pendamping PKH dalam menjalankan program dan melayani warga penerima manfaat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement