Selasa 11 Dec 2018 21:12 WIB

Dinkes Bogor: Warga Terdampak Puting Beliung Alami Trauma

Dinkes Kota Bogor memberikan pelayanan pemulihan trauma pascabencana.

Sejumlah warga bergotong-royong mengevakuasi sisa bangunan rumah terdampak bencana angin puting beliung di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2018).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah warga bergotong-royong mengevakuasi sisa bangunan rumah terdampak bencana angin puting beliung di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat, memberikan pendampingan dan konseling bagi warga terdampak bencana angin puting beliung untuk memulihkan trauma dan mengembalikan harapan hidup. Dinkes Kota Bogor berharap warga terdampak bencana bisa kembali beraktivitas normal.

"Tim kesehatan sudah turun sesaat setelah bencana terjadi, kami mendirikan posko di tiap-tiap kelurahan," kata Kepala Seksi PTM pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, Firry Trianti, Selasa (11/12).

Firry menjelaskan, setelah bencana terjadi tim tanggap darurat dinkes turun melakukan survei lapangan menyasar delapan kelurahan yang terdampak bencana.  Survei lapangan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah, mengetahui kerugiannya apa, kerusakan rumah berapa, total kerugian, dan yang utama mencari korban jiwa.

"Korban jiwa hanya ada satu yang tewas tertimpa pohon, kami memberikan pendampingan di rumah sakit hingga jenazah disemayamkan," kata Firry.

Sedangkan untuk warga yang terdampak bencana diberikan layanan pemeriksaan kesehatan. Hari pertama posko kesehatan melayani 18 orang warga yang datang memeriksakan diri.

Berbagai gejala gangguan kesehatan dikeluhkan warga diantaranya, diabetes melitus (DM), sakit kepala, mual-mual, deman, influenza dan pegal-pegal.  Menurutnya, beberapa gangguan kesehatan yang dialami oleh warga salah satunya dipicu oleh bencana angin puting beliung yang terjadi.

"Tapi semuanya penyakit umum yang bisa dialami oleh orang yang baru mengalami trauma, bisa ditangani dengan pengobatan biasa," katanya.

Selain layanan pengobatan, tim dinkes dibantu oleh mahasiswa pascasarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia melakukan terapi stress kepada warga. Menurut Firry, peristiwa angin kencang yang dialami warga pasti menimbulkan trauma, kejadian tersebut bukanlah kejadian biasa sehingga menimbulkan efek trauma.

Upaya yang dilakukan adalah memberikan bimbingan kepada warga di tiap-tiap posko kesehatan, dengan cara berkonsultasi secara verbal, serta pendampingan individual bagi warga yang punya potensi depresi. Hal-hal yang disampaikan kepada warga adalah kalimat-kalimat yang membangun semangat, dan rasa bersyukur bahwa bencana tersebut tidak menimbulkan kerugian yang besar bagi warga.

"Kami sampaikan bahwa mereka tidak kehilangan seluruhnya, masih ada barang-barang, kita hibur, diarahkan bahwa mereka masih bersyukur masih memiliki harta dan relasi, ada keluarga," katanya.

Dalam pendampingan ini, warga juga didorong untuk menyampaikan keluhan-keluhannya kepada petugas sehingga bisa dikonsultasikan dan diatasi beban pikirannya. Petugas juga melakukan penilaian warga yang membutuhkan konseling secara individual.

"Biasanya orang depresi, apatis dengan sekitar tidak mau bergabung dengan kelompoknya, ciri-ciri ini yang membutuhkan pendampingan individual," katanya.

Firry menyebutkan, trauma yang ditimbulkan akibat bencana tidak bisa hilang seketika. Sehingga, perlu dihidupkan kembali logikannya, dengan melakukan pertemuan beberapa kali.

"Tujuan trauma healing ini adalah meringankan beban psikologis yang dialami warga, berharap kembali semangat hidupnya, dan menjadi sehat jiwa dan jasmaninya, sehingga bisa produktif kembali, merasa bahagia," kata Firry.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement