Selasa 11 Dec 2018 17:20 WIB

Harga Telur dan Daging Ayam di Kota Bandung Turun

Jelang akhir tahun tren harga kebutuhan pokok masyarakat cenderung melonjak.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Telur ayam yang harganya masih tinggi
Foto: Mgrol105
Telur ayam yang harganya masih tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pekan kedua Desember, harga telur dan daging ayam di Kota Bandung mengalami penurunan setelah sempat melonjak naik. Meski belum signifikan, penurunan ini menjadi angin segar jelang akhir tahun.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Erick M Athauriq mengatakan jelang akhir tahun tren harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) cenderung melonjak. Namun untuk daging ayam dan telur mengalami penurunan pada pekan kedua Desember.

"Daging ayam ras mengalami penurunan dibanding minggu kemarin dari sebelumnya Rp 35.600 ke Rp 35.100 perkilogramnya. Sedangkan telur dari Rp 25.500 minggu ini jadi Rp 25.200 per kilogramnya," kata Erick ditemui di sela-sela kegiatan Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung di Hotel Grandia, Kota Bandung, Selasa (11/12).

Menurutnya, dua komoditas ini memang menjadi perhatian khusus. Sebab dua kepokmas ini kerap mengalami lonjakan harga terutama pada waktu-waktu tertentu.

Ia mengatakan penurunan ini terjadi karena pasokan mulai kembali normal di pasaran. Distribusi dari daerah pemasok tidak terhambat sampai ke Kota Bandung seperti sebelumnya. "Telur dan daging ayam sudah menurun lagi. Telur ada pasokan dari Blitar yang ikut mempengaruhi," ujarnya.

Selain telur dan ayam, ia menyebutkan sejumlah komoditas lainnya juga mengalami penurunan harga. Seperti bawang merah Brebes yang turun rata-rata sekitar 5,79 persen menjadi Rp 26 ribu per kg dari sebelumnya Rp 27.600 per kg. Bawang putih juga mengalami penurunan harga 5,06 persen menjadi Rp 30 ribu per kg dari sebelumnya Rp 31.600 per kg.

Harga kepokmas dikatakannya memang selalu fluktuatif. Bergantung pada permintaan konsumen dan pasokan dari daerah produsen.

Selain itu, tambahnya, sejumlah komoditas juga ada yang mengalami kenaikan harga. Di antaranya cabai merah tanjung dan cabai rawit serta wortel.

"Cabe Merah Tanjung naik rata-rata 25 persen menjadi Rp 34 ribu per kg dari sebelumnya Rp 42.500 per kg. Kemudian Cabe Rawit naik rata-rata 18,3 persen menjadi Rp 35.500 per kg dari sebelumnya Rp 30 ribu per kg. Wortel juga naik rata-rata 50 persen menjadi Rp 17 ribu per kg dari sebelumnya Rp 15 ribu per kg," tuturnya.

Ia menuturkan jelang akhir tahun memang lonjakan harga kepokmas kerap terjadi. Apalagi akhir tahun bersamaan dengan libur anak sekolah juga hari besar keagamaan dan tren masyarakat berlibur.

"Jadi karena memang kebutuhan terutama Bandung selain ibu kota provinsi juga kota destinasi berlibur. Sehingga beberapa kebutuhan pokok yang berdampak dari libur panjang destinasi tadi perlu dimonitor perkembangannya," tuturnya.

Sejumlah komoditas lainnya pun terpantau stabil harganya. Beras yang merupakan kebutuhan utama juga tercatat berada pada harga yang stabil meskipun kerap menyumbang inflasi karena lonjakan harganya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement