REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Daerah (Polda) Bali meningkatkan kewaspadaan gangguan keamanan, terutama aksi terorisme menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Pulau Dewata. Kapolda Bali, Irjen Pol petrus Reinhard Golose mengatakan pihaknya telah mendeteksi dini pergerakan-pergerakan mencurigakan yang mengarah ke Bali.
"Sejauh ini tidak ada (teroris) di Bali," kata Golose di Denpasar, Selasa (11/12).
Aparat melakukan pendekatan preemtif untuk mengantisipasi aksi-aksi terorisme di Bali. Salah satu caranya mengaktifkan Satuan Tugas Antiteror bersama dengan Counter Transnational and Organized Crime (CTOC) Polda Bali yang beranggotakan 200 orang.
Kedua lembaga di atas bekerja sama dengan Polda lain di Indonesia, hingga Mabes Polri untuk mendeteksi dini dan mengantisipasi keberadaan teroris sebelum masuk ke Bali. Pengamanan di Bali diperketat mengingat momen Nataru salah satu puncak kunjungan wisatawan asing dan domestik.
Pengamanan dilakukan di pintu masuk dan keluar pengunjung, mulai dari Pelabuhan Gilimanuk yang menghubungkan Jawa dan Bali, Pelabuhan Padangbai yang menghubungkan Bali dan Nusa Tenggara, serta Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Patroli berkala di titik-titik keramaian terus dilakukan, seperti di seputaran Kota Denpasar pekan lalu. Patroli ni bagian dari Operasi Cipkon Agung III 2018. Satuan tugas melakukan pengamanan di sejumlah tempat wisata, ibadah, terminal, dan kompleks pertokoan emas seputaran Kota Denpasar.
Personel juga memberi pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjaga barang bawaan, serta mengingatkan mereka senantiasa mengunci kendaraan yang diparkir agar aman dari sasaran pelaku kejahatan.