Selasa 11 Dec 2018 12:19 WIB

Anggaran Program Naik 100 Persen, Kemiskinan Ditarget Turun

Anggaran program sosial naik hingga Rp 32,65 triliun di 2019

Menteri Sosial (Mensos), Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Menteri Sosial (Mensos), Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kementerian Sosial (Kemensos) optimistis angka kemiskinan pada 2019, bakal semakin turun. Pada akhir 2019, diperkirakan bisa mencapai 9,5 persen atau bahkan bisa sampai 9 persen. Syaratnya, program-program sosial, salah satunya adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dijalankan dengan komitmen dan disiplin tinggi. 

Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah pada tahun depan, menaikkan anggaran PKH menjadi Rp 32,65 triliun atau naik hampir 100 persen jika dibandingkan tahun 2018.

“Saya yakin, Insya Allah, angka kemiskinan pada 2019 mendatang akan semakin turun. Pada akhir Desember 2019, angka kemiskinan bisa 9,5 persen atau bahkan mencapai 9 persen," kata Agus usai menghadiri Jambore PKH di Wana Wisata Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, dalam siaran pers, Selasa (11/12).

Menurut Agus, pemerintah sangat peduli dengan terus menggelar program memerangi kemiskinan. Dalam menurunkan angka kemiskinan tersebut, program dari Kemensos seperti PKH dan bantuan pangan non tunai (BPNT)  memberikan kontribusi besar dalam menurunkan angka kemiskinan. 

“Terbukti, berdasarkan data pada Maret lalu, angka kemiskinan menjadi satu digit, yakni 9,82 persen yang merupakan pertama kali dan terendah dalam sejarah. Oleh karena itu pemerintah terus meningkatkan sasaran jumlah keluarga penerima manfaat (KPM),” jelas Agus.

Dia mengatakan, pada 2015, KPM tercatat baru mencapai 3,5 juta KPM, kemudian ditingkatkan menjadi 6 juta KPM, dan naik lagi menjadi 10 juta KPM. Alokasi anggaran juga terus ditingkatkan. 

“Misalnya untuk tahun 2018, alokasi anggaran PKH mencapai Rp 19,3 triliun, maka pada 2019 mendatang alokasinya meningkat menjadi Rp 32,65 triliun atau meningkat hampir dua kali lipat,” ujar Agus.

Salah seorang keluarga penerima PKH bernama Suriyah mengatakan, kalau ia sekarang sudah lepas dari penerima PKH. Dia mengaku, dulunya sebagai penjual susu kedelai di daerah Cilongok. Kemudian, Suriyah mendapatkan bantuan PKH dari pemerintah. Uang bantuan itu digunakannya untuk kebutuhan sekolah anaknya, dan sebagian untuk modal usaha penjualan bandeng presto. 

"Alhamdulillah saat ini berhasil. Saya mendapatkan keuntungan Rp 100 ribu setiap hari, karena omzetnya sekitar Rp 1 juta per hari. Saya berterima kasih kepada Pak Jokowi dan Pak Mensos dan saat ini saya sudah lepas sebagai penerima PKH,” kata Suriyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement