Senin 10 Dec 2018 22:54 WIB

Refleksi Implementasi Paris Agreement di COP 24

Paviliun Indonesia menjadi salah satu favorit peserta konferensi.

Red: EH Ismail
Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP) 24, Katowice, Polandia.
Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP) 24, Katowice, Polandia.

REPUBLIKA.CO.ID, KATOWICE, POLANDIA -- Indonesia membuktikan diri menjadi salah satu negara paling terdepan dalam kesepakatan perubahan iklim. Bukti komitmen dan konsistensi pemerintah dalam kesepakatan global ditampilkan di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP) 24, Katowice, Polandia.

Ketua Paviliun Indonesia, Agus Justianto mengatakan, Paviliun Indonesia di COP 24 merupakan refleksi implementasi Paris Agreement. Selama hampir dua pekan pelaksanaan COP 24, di sini akan ada 52 sesi, dihadiri 225 pembicara, dengan perkiraan total 2.865 peserta diskusi dari berbagai negara peserta konferensi.

''Sepanjang minggu pertama saja, Paviliun Indonesia telah menghadirkan 83 pembicara dalam 21 sesi, dihadiri 1.265 peserta,'' kata Agus kepada media, Senin (10/12).

Paviliun Indonesia menjadi salah satu favorit peserta konferensi. Melalui berbagai sesi yang dihadirkan, Paviliun Indonesia menjadi 'rumah informasi' bagi delegasi negara-negara di dunia, tentang berbagai upaya mitigasi, adaptasi, kebijakan, aturan, dan implementasi perubahan iklim.

Hanya di hari libur saja suasana di lokasi ini sepi. Kalaupun terlihat ramai, karena pada COP24 kali ini area negosiasi dan paviliun menjadi satu dan tidak dipisah sehingga para negosiator lalu lalang di area paviliun atau negosiator memakai paviliun negaranya untuk beraktifitas. Sementara di hari kerja, tidak kurang dari 400-500 pengunjung bisa memenuhi Paviliun Indonesia setiap harinya. Dalam satu hari bahkan bisa mencapai delapan sesi.

Narasumber yang hadiri adalah perwakilan pemerintah Indonesia, perwakilan dari Negara para pihak, Pemda (Gubernur, Bupati/Walikota), Akademisi, para Dubes, Dunia Usaha, hingga aktivis.''Bisa dikatakan Paviliun Indonesia nyaris tak pernah sepi di hari kerja, sesuai jadwal yang ditetapkan, karena antusiasme pengunjung dan peserta diskusi,'' kata Agus.

 Paviliun Indonesia menjadi bagian dari "soft diplomacy" Indonesia pada COP24, dan sudah berlangsung selama empat tahun berturut-turut. Paviliun Indonesia aktif saat pelaksanaan konferensi, dan pada akhir pekan akan dimanfaatkan para delegasi untuk melakukan evaluasi kerja.

Untuk memaksimalkan agenda, Agus memastikan pihaknya sudah melakukan koordinasi sejak jauh hari dengan Kementerian/Lembaga yang hadir perihal jadwal Paviliun Indonesia.

''Koordinasi sudah dilakukan paling tidak empat kali pertemuan dengan para pihak, termasuk Kementerian terkait, jauh sebelum COP24 dimulai. Selain itu semua informasi terkait Paviliun Indonesia juga bisa diakses melalui website indonesiaunfccc.com. Disitu bisa terlihat jelas, bagaimana kesibukan dan ramainya Paviliun Indonesia menjadi rujukan masyarakat internasional,'' ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement