Senin 10 Dec 2018 15:35 WIB

Kelola Operasional Trans Jogja, Ini Target PT AMI

PT AMI menargetkan faktor muat penumpang menjadi lebih dari 40 persen.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Ratna Puspita
Bus TransJogja
Foto: Antara/Regina Safria
Bus TransJogja

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – PT Anindya Mitra Internasional (AMI) akan mengelola penuh operasional Trans Jogja mulai 2019. Dengan demikian, kewenangan PT AMI akan meluas dari hanya sebagai operator menjadi pengelola.

Direktur PT AMI Dyah Puspitasari mengatakan dengan kewenangan mengelola, bukan sekadar mengoperasikan, perusahaannya berharap pelayanan Trans Jogja akan lebih baik. Dengan demikian, orang akan lebih percaya dan beralih menggunakan transportasi umum ini. 

Dyah mengatakan pada pengelolaan penuh tahun pertama, perusahaannya menargetkan tingkat okupansi penumpang atau faktor muat penumpang (passenger load factor) menjadi lebih dari 40 persen. Untuk mencapai target ini, PT AMI akan melakukan kajian dan evaluasi terkait peningkatan pelayanan. 

Selain itu, ia menambahkan, perusahaannya juga akan menggencarkan sosialisasi jalur Trans Jogja serta keuntungan naik angkutan umum.”Dengan naik Trans Jogja itu sebenarnya adalah pahlawan kemacetan, dan sebagainya. Sosialisasi ini penting sekali,” ujar dia kepada wartawan usai audiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Senin (10/12). 

Upaya meningkatkan jumlah penumpang juga dilakukan dengan cara menambah halte Trans Jogja. Sebab, halte yang jauh akan membuat masyarakat enggan naik transportasi umum.

Ia menerangkan selama ini orang malas ke halte Trans Jogja karena harus berjalan jauh. Karena itu, PT AMI akan melakukan pendataan jarak antarhalte Trans Jogja.

“Idealnya setiap setengah kilometer ada halte. Namun, tidak semuanya jaraknya setengah kilometer, karena bus akan habis waktu. Ada tempat-tempat tertentu yang tidak sesuai ketentuan itu. Misalnya, di ring road jarak antara satu halte dan halte lainnya tidak mungkin hanya setengah kilometer,” kata dia.

Infrastruktur lain yang akan ditingkatkan oleh PT AMI pada 2019, yakni jumlah bus Trans Jogja. Saat ini, Dyah menyebutkan, jumlah bus Trans Jogja ada 128 unit. 

“Sebenarnya kalau 128 bus dioptimalkan dan jalan tidak macet, efektif untuk mengurangi kemacetan. Dengan catatan, kalau Trans Jogja betul-betul dimanfaatkan oleh publik. Selama ini, penumpang bus lebih banyak anak sekolah,” kata Dyah.

Dyah juga merespons usulan Dinas Perhubungan DIY terkait rekayasa lawan arus (contra flow) untuk pergerakan Trans Jogja atau pembatasan jalan. Dyah mendukung usulan itu jika bakal membuat kemacetan berkurang dan pergerakan Trans Jogja semakin lancar.

”Mungkin konsep contra flow di Solo dan di Yogya berbeda. Tetapi apapun kebiijakannya, kami sebagai pengelola Trans Jogja akan melihat dulu sejauh mana efektivitasnya. Kalau penerapan contra flow membuat Trans Jogja lancar dan bagus akan kami dukung,” ujarnya.

Dyah menambahkan ketepatan waktu bus tiba di halte dan terminal menjadi salah satu indikator pelayanan yang baik. Akan tetapi, ada banyak faktor yang menyumbang ketepatan waktu ini.

“Namun begitu jalan macet, mau bilang apa? Sehingga bus Trans Jogja akan terlambat bia sampai di halte berikutnya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Angktan Darat Dinas Perhubungan DIY Hari Agus Triyono mengatakan sedang mengkaji dan memetakan jalur yang bisa ditingkatkan untuk menambah okupansi penumpang. Cara yang dapat dilakukan, misalnya, penerapan contra flow seperti yang dilakukan di Solo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement