REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Sebanyak 103 desa dan kelurahan di wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah rawan bencana longsor. Informasi itu berdasarkan pemetaan dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi di Temanggung, Senin (10/12), mengatakan dari 289 desa dan kelurahan di daerah itu, sedikitnya terdapat 103 desa dan kelurahan berpotensi longsor. Terutama, terutama saat musim hujan.
Gito menuturkan, sejumlah desa dan kelurahan itu tersebar di seluruh kecamatan di Temanggung. Adapun wilayah kecamatan paling banyak desa dan kelurahan rawan longsor, yakni Kaloran sebanyak sembilan desa dan kelurahan, Kemudian Pringsurat dan Wonoboyo masing-masing delapan desa dan kelurahan. Kemudian, paling sedikit di Kecamatan Jumo terdapat satu desa.
"Untuk Kecamatan Gemawang memiliki tujuh desa dan Wonoboyo delapan desa, semuanya merupakan daerah rawan longsor," katanya.
Gito mengatakan, sejumlah desa rawan longsor karena kondisi geografis berupa perbukitan. Untuk mengantisipasi kejadian bencana, BPBD Kabupaten Temanggung menyiapkan posko bencana di beberapa daerah rawan bencana pada musim hujan ini.
Ia menyebutkan posko tersebut meliputi Temanggung untuk mengampu wilayah Kecamatan Temanggung, Tlogomulyo, Bulu, Tembarak, dan Kedu. Posko Parakan mengampu wilayah Kecamatan Ngadirejo, Parakan, Kledung, dan Bansari.
Kemudian posko Candiroto mengampu wilayah Kecamatan Candiroto, Tretep, Bejen, dan Wonoboyo. Posko Kaloran mengampu wilayah kecamatan Kaloran, Pringsurat, Kandangan, Gemawang, dan Kranggan. "Masing-masing posko ada 10 personel, mereka siaga 24 jam secara bergantian," ujarnya.
Gito mengimbau masyarakat di daerah rawan bencana untuk selalu waspada. Terutama, jika terjadi hujan deras dalam durasi lama."Kalau memang kondisi mengkhawatirkan segera mengungsi ke daerah yang lebih aman," lanjutnya.