Ahad 09 Dec 2018 05:12 WIB

Edukasi Politik Penting untuk Anak Muda

Aurelia mengakui ketertarikan anak muda terhadap politik saat ini semakin meningkat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Israr Itah
Sejumlah anak muda membawa lambang partai politik. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sejumlah anak muda membawa lambang partai politik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai generasi yang menentukan masa depan bangsa, anak muda pun dituntut agar lebih melek terhadap politik. Pemahaman anak muda tentang politik harus ditingkatkan agar suara mereka tidak hanya dijadikan sebatas komoditas elektoral oleh mereka yang berkepentingan. 

"Kita hidup selalu ada campur tangan pemerintah dengan program-programnya, kalau kita enggak ngerti tentang politik dan sistematikanya, kita bakal terus dijadikan komoditas politik," ujar Aurelia Vizal dari Generasi Melek Politik, saat ditemui awal Desember ini.  

Aurelia mengakui ketertarikan anak muda terhadap politik saat ini semakin meningkat dibanding beberapa tahun belakang. Tidak sedikit anak muda turut memberikan respons dan kritikan terkait kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Mereka juga tidak enggan untuk beropini di ruang-ruang publik.

Sayangnya, menurut Aurelia, opini dan respons yang dilontarkan tersebut baru sekadar mereplikasi opini dan respons dari orang lain. Masih sedikit sekali anak muda yang bisa menganalisa sebuah isu politik jauh lebih dalam. Sehingga, tidak ada sintesis baru di dalam wacana publik. Hal tersebut masif ditemukan di media sosial.  

Menurut  Aurelia yang juga merupakan penulis dan pembicara sosial politik ini, salah satu cara meningkatkan pemahaman anak muda soal politik yaitu melalui pendidikan politik di luar edukasi formal. Sebab, edukasi formal yang ada saat ini baru menyentuh permukaan politik saja yang sifatnya hanya definitif. 

Di sekolah formal anak muda kurang digenjot untuk mengetahui bagaimana implementasi politik itu di kehidupan sehari-hari. Dengan bergabung ke komunitas atau gerakan-gerakan aktivis yang sifatnya informal, anak muda bisa mengetahui ruang lingkup politik yang lebih luas. 

"Karena kita enggak punya wadah untuk pendidikan politik formal, maka pendidikan politik informal adalah jawabannya," kata Aurelia. 

Selain itu, anak muda juga harus meningkatkan kesadaran bahwa informasi itu bisa berasal dari banyak sumber. Anak muda harus lebih terbuka dengan informasi-informasi yang lain, bukan hanya terpaku pada satu sumber saja.

Dalam memilih calon pemimpin misalnya. Jangan hanya terpaku pada suku, ras dan agama figur tersebut. Tetapi lebih pada program-program yang ditawarkannya. Anak muda harus melihat bagaimana program itu mempengaruhi hidup mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement