Sabtu 08 Dec 2018 01:01 WIB

Properti dan Pariwisata Penting Bagi Pembangunan Ekonomi

Indonesia membutuhkan peningkatan konsumsi, investasi, dan ekspor

Labuan Bajo memiliki destinasi yang menarik bagi wisatawan. Pemda Manggarai Barat pun fokus menggarap sektor pariwisata untuk mengembangkan ekonomi daerah.
Foto: Rakhmat Hadi Sucipto
Labuan Bajo memiliki destinasi yang menarik bagi wisatawan. Pemda Manggarai Barat pun fokus menggarap sektor pariwisata untuk mengembangkan ekonomi daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sektor properti dan pariwisata harus dibangun bersama untuk pembangunan negara, khususnya di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi itu dari sisi devisa, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat.

“Harapan saya, kita maju bersama-sama. Ini menjadi ekosistem yang sangat luar biasa penting yang perlu kita dukung bersama. Dari sisi devisa, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo saat menjadi pembicara kunci di hadapan ratusan pengusaha properti dari berbagai negara yang menghadiri FIABCI Global Business Summit 2018 “Affordable Housing  & Tourism Development” di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12).

Dia mengatakan, berkembangnya sektor pariwisata akan mendatangkan banyak devisa yang dibutuhkan negara. Menurutnya, satu orang turis rata-rata bisa menghabiskan 1.000 dolar AS per hari.

Kalau Indonesia bisa meningkatkan jumlah turis setidaknya menjadi 20 juta turis, maka akan terkumpul lebih dari US$20 miliar setiap tahunnya.

“Harapan saya, acara ini akan menjadi starting point yang baik. Meningkatkan awareness bagi dunia internasional terhadap Indonesia, terhadap Bali, sehingga mudah-mudahan bisa meningkatkan investasi masuk ke Indonesia,” kata pria yang telah mengajar di lebih dari 200 perguruan tinggi tersebut, dalam siaran persnya.

Hary mengatakan yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah peningkatan konsumsi, investasi, dan ekspor. Ketika properti berkembang di Indonesia, konsumsi akan meningkat dan hal itu akan berdampak luas, mulai dari masyarakat kecil hingga pengusaha yang terkait, seperti pekerja bangunan, pabrik semen, dan lain sebagainya.

Ketua Percepatan Destinasi Baru Kementerian Pariwisata, Hiramsyah S. Thaib mengatakan pentingnya tiga strategi   untuk pengembangan pariwisata yakni komitmen dari chief executive officer (CEO) serta mewujudkan 10 "Bali" baru dan zona ekonomi khusus pariwisata.

"Masuknya komitmen CEO karena kami membutuhkan deklarasi dari mereka untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor terdepan bagi pertumbuhan ekonomi," kata Hiramsyah di Nusa Dua Bali Jumat dalam ajang FIABCI World Business Summit.

Ia mengatakan mengatakan Presiden Joko Widodo telah berkomitmen menjadikan sektor pariwisata sebagai prioritas program percepatan pembangunan, salah satunya melalui dukungan infrastruktur untuk membuka akses menuju kawasan wisata unggulan.

Hiramsyah memberikan tantangan kepada pengembang anggota REI untuk turut mengembangkan pariwisata di Indonesia diantaranya dengan pembangunan hotel, resort, wisata agriculture, wisata penangkapan ikan, dan lain sebagainya, yang dituangkan dalam 10 program prioritas.

Sebagai informasi, FIABCI Global Business Summit 2018 “Affordable Housing  & Tourism Development” berlangsung sejak 5 Desember lalu hingga 8 Desember mendatang di Nusa Dua, Bali. Pada kesempatan itu, tampak hadir Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman, Sekjen REI Paulus Totok Lusida, pengurus REI se-Indonesia dan anggota FIABCI dari berbagai negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement