Sabtu 08 Dec 2018 02:19 WIB

Dua Pekerja Trans-Papua Masih Belum Ditemukan

Dua pekerja yang diperkirakan masih hidup adalah Simanjuntak dan Hutagaol.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Prajurit TNI dan Polri mengusung peti jenazah korban KKB di Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, Jumat (7/12)
Foto: Jeremias Rahadat/Antara
Prajurit TNI dan Polri mengusung peti jenazah korban KKB di Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, Jumat (7/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak dua pekerja proyek Trans-Papua diperkirakan masih hidup dalam aksi serangan kelompok bersenjata di Distrik Yigi, Nduga, Papua. Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi Ahmad Mustofa Kamal menuturkan, mereka adalah Simanjuntak dan Hutagaol.

"Dua orang lagi atas nama Simanjuntak dan Hutagaol diperkirakan masih hidup dan sampai saat ini masih belum ditemukan," kata Kamal dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/12) petang.

Dari ketarangan saksi, kata Kamal, bahwa pada 1 Desember 2018 karyawan PT yang berada di Kamp berjumlah 28 orang. Di saat yang bersamaan, ada kegiatan masyarakat bakar batu, beberapa karyawan PT. Istaka Karya pun turut ikut bakar batu.

Axara bakar batu dimulai dari jam 09.00 Wit sampai 15.00 Wit. Selesai acara bakar batu, kelompok pimpinan Egianus Kogoya mendatangi Kamp dan seluruh karyawan yang ada di Kamp dikeluarkan dan diperintahkan untuk diikat. Karyawan tersebut digiring, sampai ke kampung Karunggame. Di Karungame mereka bermalam dengan kondisi tangan terikat.

Pada Ahad (2/12) pagi seluruh karyawan yang disandera ini diperintah untuk berjalan ke Puncak Kabo, selama dua jam. Sepanjang perjalanan di lereng bukit kabo, mereka diperintahkan untuk berbaris dan jongkok. Kelompok bersenjata pun mengeksekusi satu persatu karyawan.

"Korban yang masih hidup saat itu terlalu cepat melarikan diri sebanyak tiga orang, karena belum jauh dilakukan pengejaran sehingga yang tiga orang tertangkap dan dieksekusi di tempat dengan menggunakan parang," kata Kamal.

Kemudian sisanya, yang masih hidup setelah peristiwa ini ada yang berhasil melarikan diri, dua orang lagi tertangkap dan juga dieksekusi, enam orang lagi berhasil melarikan diri berbeda arah, dan empat orang berhasil untuk selamat atas nama, Jimmy Aritonang, Martinus sampe, Ayub, dan Jefriyanto, tiga lainnya mengalami luka tembak. Dua orang lagi atas nama Simanjuntak dan Hutagaol di perkiarakan masih hidup dan sampai saat ini masih belum ditemukan.

Korban yang selamat tersebut berlindung jalan kaki kerah pos TNI di Mbua. Malamnya sekitar pukul 05.00 WIT, pos mendapat serangan dari kelompok bersenjata dengan tameng masyarakat. Korban pertama adalah Serda Handoko, yang kedua Pratu Sugeng tertembak mati. Kontak tembak terjadi pada pukul 05.00 sampai 21.00 WIT, kontak tembak berhenti karena hujan deras.

Pada 5 Desember dilakukan penyisiran dan terjadi kontak tembak, kontak tembak tersebut, anggota Brimob bernama Bharatu Hidayat dan saat ini sudah mendapatkan perawatan medis di RS Timika. Kemudian pada saat melakukan penyelamat 1 unit helikopter juga tertembak.

Berdasarkan laporan ini, Polda Papua meminta bantuan dari Kodam XVII Cenderawasih untuk mengerahkan anggota TNI/Polri yang ada di wilayah Jayawijaya untuk bergabung dengan anggota TNI/Polri yang tergelar di Wamena, Kemudian pada hari  selasa pagi mereka berangkat menuju ke TKP yang diperkirakan  berada di Distrik Mbua, mereka berangkat dengan mengunakan 25 unit kendaraan  dengan jumlah personil 149.

"Untuk proses penangkapan dan penegakan hukum terhadap KKB kami sudah mendapat perintah dari Panglima TNI dan Kapolri bahwa TNI akan mem-back up sepenuhnya perbantuan-perbantuan kepada Polri dalam menangkap KKB dan memproses serta diajukan ke persidangan," kata Kapolda Papua Inspektur Jenderal Martuani Sormin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement