Jumat 07 Dec 2018 17:24 WIB

Harga Pangan Naik, Pemkot Bandung Kerja Sama Daerah Pemasok

Kenaikan harga bahan pangan saat ini dinilai masih dalam tahap wajar

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nidia Zuraya
bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional
Foto: Musiron/Republika
bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung akan berkoordinasi dengan daerah pemasok kebutuhan pokok. Upaya ini menyikapi naiknya harga sejumlah komoditas pangan.

Kepala Dispangtan Kota Bandung Elly Wasliah mengakui harga sejumlah komoditas pangan melonjak naik sejak awal Desember. Koordinasi dengan daerah pemasok untuk mengetahui penyebab naiknya sejumlah kebutuhan pokok.

"Rencananya hari Senin kita akan konfirmasi ke daerah produsen. Disana ada kenaikan enggak. Misalnya ayam, ada kenaikan enggak. Kalau tidak ada kenaikan kita lihat urusan transport ada kendala nggak," kata Elly saat dihubungi, Jumat (7/12).

Menurutnya dengan mengetahui penyebab naiknya harga kebutuhan pokok, nantinya pihak Dispangtan bisa menentukan langkah selanjutnya. Jika daerah pemasok dan distribusi tidak ada masalah maka berarti ada permainan di agen atau pengepul.

Meski demikian, ia mengaku kenaikan harga ini masih dalam tahap wajar. Belum ada kenaikan signifikan dari beberapa komoditas pangan tersebut.

"Kemarin (Kamis) kita ke lapangan ada lima komoditas yang naik tapi masih dalam tahap wajar. Ayam yang tadinya Rp 33 ribu jadi Rp 34 ribu, telur juga wajar menaikannya," ujarnya.

Selain telur dan daging ayam, ia menyebutkan kenaikan bawang merah dan bawang putih memang sudah di atas 10 persen. Komoditi ini memang diketahui pasokannya sangat bergantung pada kondisi cuaca.

"Kita juga akan seperti ayam dan telur rencana kita akan konfirmasi ke produsen," ucapnya.

Ia menuturkan kenaikan harga kepokmas memang kerap terjadi jelang akhir tahun. Apalagi akhir tahun ada hari besar keagamaan Natal dan perayaan tahun baru. Sehingga kebutuhan pangan meningkat dan menyebabkan lonjakan harga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement