REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan saat ini ketergantungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terhadap bahan pangan dari luar sangat tinggi. Oleh karena itu, pihaknya ingin mendorong peningkatan kerja sama perdagangan dengan provinsi lain.
"DKI punya ketergantungan luar biasa besar. Kalau kita bicara tentang kebutuhan pangan, 98 persen kebutuhan pangan kita ini dipasok dari luar. 98 persen," kata Anies di Jakarta Pusat, Kamis (6/12).
Anies memperkirakan kebutuhan bahan pangan DKI mencapai 2.500 hingga 3.000 ton per hari. Sebanyak 98 persennya masih dipenuhi dari luar. Bahkan, beberapa bahan pangan 100 persen diambil dari provinsi lain.
Menurut Anies, tingginya ketergantungan DKi kepada provinsi lain tak lepas dari ekosistem perdagangan antar daerah di Indonesia. Hal ini di satu sisi perlu dikembangkan agar tumbuh dengan baik, namun di sisi lain meningkatkan ketergantungan.
Untuk meningkatkan perdagangan, diperlukan pertemuan antara pemegang kebijakan antar provinsi, BUMD, dan para pengusaha di seluruh wilayah Indonesia. Ia mencontohkan, dalam pertemuan tadi pagi, terjadi transaksi Rp 12 miliar hanya dalam 30 menit. Hingga ia beranjak dari pertemuan tersebut, transaksi yang terjadi sudah lebih dari Rp 100 miliar.
Hal ini membuktikan ada kebutuhan yang belum terpenuhi di setiap daerah. Oleh karena itu, diperlukan ruang pertemuan.
"Kebutuhan DKI ternyata bagi beberapa wilayah mengagetkan. Bagi kita yang ada di sini tidak mengagetkan karena penduduk segini banyaknya, perekonomian sebesar ini. Tapi bagi tempat lain, mengagetkan," kata dia.