REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menyebut lokasi penembakan pekerja PT Istaka Karya, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua semula aman. Namun, situasi berubah setelah kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya menghuni distrik tersebut.
"Daerah kejadian, distrik Yigi, semula aman. Tapi kelompok Egianus Kogoya pindah ke sana," kata Kadiv Humas Polri Brigjen Jenderal Polisi Mohammad Iqbal dalam rilisnya kepada wartawan, Kamis (6/12).
Iqbal menuturkan, Egianus dan kelompoknya pindah ke Distrik Yigi karena terdesak kejaran TNI-Polri dari Distrik Kenyam, Nduga. Sejak itu Distrik Yigi masuk dalam kategori zona merah dari sisi keamanan.
"Karena dikejar pasukan TNI-Polri dari Kenyam, Kabupaten Nduga sehingga lokasi insiden penembakan adalah zona merah," ujar Iqbal.
Penyanderaan terhadap pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan Trans Papua, berdasarkan kesaksian korban selamat berinisial JA, terjadi pada Sabtu, 1 Desember 2018. Para pekerja, dalam kondisi tangan terikat, kemudian dieksekusi dengan tembakan pada keesokan paginya, Ahad (2/12).
Empat pekerja berhasil melarikan diri dan diselamatkan TNI di Pos TNI Mbua, Kabupaten Nduga, Papua. JA menerangkan, setahu dia, ada 19 rekan kerjanya yang tewas akibat tembakan, sementara dua lainnya melarikan diri dan terpisah dari rombongan sehingga tak diketahui nasibnya saat ini.
Pada Rabu (5/12), pasukan TNI-Polri menemukan 15 jasad di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Papua. Pasukan aparat juga menemukan seorang warga yang terkulai lemas di Pos TNI Mbua.
Tim gabungan TNI Polri hingga Kamis (6/12) pagi ini telah menemukan 16 jenazah korban penembakan di puncak Kabo, Nduga, Papua. Rencananya, akan dilakukan proses evakuasi terhadap para korban.
“Jumlah jenazahnya kami temukan sampai hari ini ada 16 jenazah, sekarang sedang proses evakuasi dari titik yang kami temukan menuju Mbua,” kata Danrem 172/PVY kol Inf Binsar Sianipar kepada Republika,co.id, Kamis (6/12).
Selain penemuan 16 jenazah lanjut Binsar, juga ditemukan tiga korban yang masih selamat. Tiga korban ini yakni Jhoni Arung, Tarki dan Mateus.
“Kita harapkan nanti akan semakin banyak ditemukan selama proses evakuasi,” ujarnya.