Rabu 05 Dec 2018 21:22 WIB

Ada 5,97 Persen Bayi Terkena Stunting di Depok

Data bayi stunting di Depok relatif turun sejak 2015.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Bayu Hermawan
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menyatakan, berdasarkan data 2017, ada 5,97 persen bayi yang terkena stunting atau anak kerdil. Dinkes Pemkot Depok mengatakan data bayi stunting di Depok relatif turun sejak 2015.

"Itu data 2017, angka tersebut terendah di Jawa Barat (Jabar), tapi tetap jadi pekerjaan rumah kita bersama. Data 2018, belum keluar, karena angkanya masih belum divalidasi," ujar Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi (Kesga) Dinkes Pemkot Depok Eti Rohati, di Balai Kota Depok, Rabu (5/12).

Diutarakan Eti, setiap tahunnya data bayi stunting di Depok relatif menurun,  pada 2015 ada 7,22 persen bayi stunting. Kemudian menurun lagi pada 2016 menjadi 6,63 persen, dan pada 2017 menurun menjadi 5,97 persen.

"Bayi stunting yang biasanya kita periksa biasanya didominasi sama migrasi. Saat kita periksa ternyata ibu hamilnya pindahan dari Bogor atau dari luar Depok," kata Eti.

Menurut Eti, adanya bayi stunting dikarenakan ibu hamil  kekurangan sel darah merah atau anemia. Kemudian, ibu hamil yang kekurangan makanan tambahan. "Saat ini yang lebih diprioritaskannya adalah mencegah adanya bayi stunting di Depok. Oleh karena itu kami akan melakukan beberapa upaya bagi  ibu hamil melalui Puskesmas, Posyandu hingga PKK. Kami lakukan pendekatan program 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Pelayanan dimulai saat masa konsepsi kehamilan sampai anak umur dua tahun," jelas Eti.

Dia menambahkan, pihaknya juga akan rutin melakukan penyuluhan agar balita stunting diberi ASI eksklusif di usia 0-6 bulan. Usia berikutnya diberi pendamping makanan tambahan. Perhatian kepada ibu hamil agar kebutuhan gizi terpenuhi juga dilakukan pencegahan bayi lahir stunting.

"Kami bekerjasama dengan para orang tua untuk melakukan pencegahan. Penanganan stunting tanggung jawab bersama,  karena bayi stunting bisa saja terjadi pada bayi kalau memang pola asuhnya salah," terang Eti.

Dia berharap dengan adanya upaya pencegahan yang dilakukan pihaknya saat ini,  dapat mengurangi bayi stunting yang ada di Depok. "Semoga tahun ini berkurang, dengan upaya-upaya yang dilakukan,  biasanya trend bayi stunting di Depok memang menurun setiap tahunnya," pungkas Eti.

Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna menegaskan, pihaknya akan terus berupaya untuk mencegah terjadinya bayi stunting. Upaya tersebut dilakukan dengan secara rutin mengelar kegiatan pemeriksaan kesehatan bayi di posyandu-posyandu di tingkat RW dan juga di puskesmas-puskesmas di tingkat kelurahan dan kecamatan.

"Tentu harapan saya di Depok tidak terdapat lagi bayi lahir stunting. Kami akan bantu keluarga pra sejahtera untuk asupan bergizi bagi ibu hamil dan bayi," harap Pradi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement