Selasa 04 Dec 2018 22:52 WIB

Semangat Kemajuan 100 Tahun Madrasah Muallimin Muallimat

Hadirnya madrasah ini merupakan tonggak pembaruan sistem pendidikan Islam.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tepat pada 18 Desember 2018, Madrasah Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah genap berusia satu abad. Usia ini memberikan tanggung jawab lebih untuk menghadirkan kemajuan pendidikan Indonesia.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan, terus berkembangnya Madrasah Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah ini karena semangat kemajuan yang terus ditanamkan terhadap kadernya. Bahkan, dengan berbagai perkembangan dan perubahan zaman tidak menjadikan madrasah ini tergerus arus globalisasi.

Ia pun menceritakan bagaimana awal terbentuknya Madrasah Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah ini. Tujuan awal dibentuknya Madrasah ini pada 1918, sebagai tempat belajar ilmu-ilmu keislaman yang diintegrasikan dengan ilmu-ilmu pengetahuan umum.

Hadirnya madrasah ini juga merupakan tonggak pembaruan sistem pendidikan Islam. Sehingga disebut sebagai Islam yang berkemajuan dan modern.

"Dikatakan modern karena selain memadukan ilmu agama dan ilmu umum, juga dikenalkan pendekatan atau metode belajar-mengajar dengan cara-cara baru dengan sistem klasikal ala Sekolah Barat dengan muatan keislaman yang kuat," kata Haedar kepada Republika.co.id, Selasa (4/12).

Haedar menjelaskan, sebelum berdirinya madrasah ini, pendidikan Islam masih bersifat tradisional. Selain khusus hanya mengajar ilmu-ilmu agama yang terbatas, caranya pun menggunakan model informal.

Sementara, pada saat munculnya madrasah ini, memang menggunakan terobosan barunya yang bersifat tajdid atau pembaharuan. Berdirinya Madrasah ini dengan segala metodenya, KH Ahmad Dahlan yang merupakan pendirinya sempat disebut sebagai 'kafir'.

Namun, hal tersebut malah membuat madrasah ini terus melakukan pembaruan dengan metode yang berbeda guna memajukan pendidikan. Sehingga mampu bertahan selama satu abad lamanya hingga saat ini.

"Kini keduanya terus berbenah mengejar kemajuan yang lebih baik dan berkualitas dengan para pemimpin muda yang energik dan berwawasan jauh ke depan," tambah Haedar.

Madrasah Muallimin dan Muallimat ini akan terus melakukan perubahan dan pembaruan untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju dan kompleks, termasuk dalam dunia pendidikan. Terlebih, saat ini keduanya juga tengah mengembangkan kampus baru yang lebih representatif selain pembaruan kurikulum dan sistem.

Pun dengan pendidiknya juga harus berwawasan maju. Hal ini, kata Haedar agar mampu menularkan virus kemajuan bagi anak didiknya.

"Diharapkan kedua sekolah kader Muhammadiyah dan Aisyiyah tersebut menjadi madrasah yang unggul-berkemajuan yang melahirkan generasi ulul-albab yang tangguh guna menjawab masalah dan tantangan dunia modern dan globalisasi abad ke-21," ujar Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement