Selasa 04 Dec 2018 14:36 WIB

Politikus PKS Pertanyakan Perlindungan Pekerja di Papua

Nasir mendesak kepolisian mencari tahu motif penyerangan 31 pekerja di Papua.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Anggota Komisi III DPR-RI Nasir Djamil
Foto: Republika/Singgih Wiryono
Anggota Komisi III DPR-RI Nasir Djamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menyayangkan adanya peristiwa pembantaian 31 orang pekerja proyek Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Politikus PKS tersebut menilai seharusnya para pekerja tersebut mendapatkan perlindungan maksimal.

"Kami tidak begitu memahami dalam pengertian kenapa daerah-daerah yang masih ada kelompok-kelompok bersenjata para pekerjanya tidak mendapatkan perlindungan yang maksimal," kata Nasir di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).

Para pekerja itu terlibat dalam pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, pada Ahad (2/12). Nasir mengatakan, proyek-proyek strategis seperti itu perlu ada pengawalan dari aparat keamanan sehingga hal serupa tidak terulang lagi.

Ia pun mendesak aparat kepolisian untuk segera mencari tahu motif penyerangan tersebut. "Nanti kemudian orang akan berspekulasi ada apa ini, apakah ini ada 'kelompok-kelompok tertentu', yang tidak mendapatkan gula pembangunan di sana, dia mengganggu,  atau memang ada murni bahwa itu adalah sebuah kelompok yang memang masih menuntut pemisahan mereka  dari NKRI," ujarnya.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah juga menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut. Sebab, pada saat pemerintah tengah melakukan pembangunan di Papua justru hal itu terjadi.

"Jadi pertama ini adalah pukulan kepada kita yang luar biasa," ucap Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).

Selain itu, ia juga berharap kepada pemerintah untuk segera menjelaskan terkait mekanisme perlindungan pekerja yang menjadi korban peristiwa tersebut. Sistem operasi intelijen dalam negeri juga dipertanyakan lantaran tidak berhasil mendeteksi adanya ancaman tersebut.

"Jadi pemerintah harus segera memberikan keterangan dan pemerintah harus segera mengambil tindakan yang memberikan penjelasan kepada publik bagaimana pemerintah menghadapi masalah ini," tuturnya. 

Berdasarkan keterangan Polda Papua, hingga Senin (3/12) pukul 22.35 WIT, sebanyak 24 orang dibunuh terlebih dahulu. Kemudian, sebanyak delapan orang sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput oleh KKB, tujuh di antaranya dibunuh dan satu orang belum ditemukan. 

Kapolres Jaya Wijaya AKBP Yan Pieter Reba membenarkan terjadinya pembunuhan terhadap pekerja proyek pembangunan jembatan oleh kelompok kriminal bersenjata, di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Kapolres mengatakan, kasus tersebut diduga dipicu karena pekerja tak sengaja mengambil foto kegiatan tentara Organisasi Papua Merdeka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement