REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo mengaku heran dengan sikap orang yang tidak ikut aksi dan Reuni 212, tapi meributkan persoalan jumlah pesertanya. Persoalan jumlah tersebut tidak perlu diributkan
“Saya sangat heran kenapa yang tidak ikut aksi 212 dan reuninya sibuk meributkan jumlah peserta ya?” ungkap Dradjad, Selasa (4/12).
Dradjad mengatakan biar suasana tidak panas, maka dikembalikan ke diri masing-masing. "Kalau kita yakin bahwa Allah lebih meridhoi kita hadir di 212, ya kita bawa itu ke yaumil hisab. Kalau kita yakin bahwa Allah lebih meridhoi kita menolak hadir di 212, ya kita bawa itu ke yaumil hisab. Wa laa taksibu kullu nafsin illaa ‘alayhaa,” papar politikus senior PAN ini.
Namun yang pasti, kata Dradjad, Yang jelas, jamaah 212 hadir karena digerakkan oleh hati. Semua rintangan, termasuk sakit dan cacat, ditembus.
Dradjad mengaku bertemu dengan dua bapak yang hadir di atas kursi roda. Salah satunya, kata dia, bahkan bersama keluarganya, yang jauh-jauh hadir dari Wleri, Jawa Tengah. Mereka ternyata kader PAN.
"Saya tahu karena mereke mengajak saya berfoto bersama dan memberi tahu saya,” kata Dradjad. Ada juga rombongan jamaah tuna netra yang videonya sudah viral.
Selain itu, sejak aksi 411, 212 hingga reuni Ahad lalu, Dradjad melihat semangat persaudaraan antar sesama jamaah yang kuat. Contohnya, biarpun super padat, berjejal, tidak ada satu pun yang saling mendorong. Setiap orang seperti merasa takut berdosa jika menzholimi saudaranya dengan dorong-mendorong.
"Jamaah juga saling menolong dalam hal seperti makanan minuman, alas sholat, membantu yang lemah lewat terlebih dahulu dan sebagainya,” ungkapnya.