Senin 03 Dec 2018 22:07 WIB

Bubur yang Dibagi di Sekolah Diduga Sebabkan Keracunan

Sebagian siswa yang dirawat di Puskesmas sudah dipulangkan.

Rep: Riga Iman/ Red: Indira Rezkisari
Korban keracunan (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Korban keracunan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keracuanan makanan menimpa puluhan anak-anak di SDN Bantargebang, Kecamaan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Senin (3/12). Mereka mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan bubur yang dibagikan di sekolah.

‘’Kami menangani puluhan anak-anak yang mengalami gejala keracunan,’’ ujar dokter Puskesmas Bantargadung Yayu Sri Wahyuningsih kepada wartawan Senin malam. Anak-anak tersebut mengalami gejala keracunan seperti mual-mual, muntah, pusing dan lemas setelah mengonsumsi bubur.

Menurut Yayu, informasi yang diperolehnya puluhan anak-anak ini mendapaykan bubur dari sekolah yang merupakan bagian dari program gizi anak sekolah untuk Kecamatan Bantargadung. Ada lima desa yang mendapatkan bantuan dan kejadian keracunan berlangsung di Desa Bantargebang.

Yayu menuturkan, informasi dari orangtua dan guru menyebutkan anak-anak makan bubur sekitar pukul 07.00 WIB. Selanjutnya anak-anak mengalami gejala keracunan beberapa jam berikutnya yakni sekitar pukul 12.00 WIB.

Puluhan anak-anak ini kata Yayu kemudian dibawa ke Puskesmas Bantargadung secara bergelombang. Anak-anak ini mendapatkan penanganan medis di puskesmas dan sebagian diantaranya harus mendapatkan infus.

‘’Alhamdulillah sebagian anak-anak kondisinya membaik dan diperbolehkan pulang,’’ imbuh Yayu. Namun ada sebagian lainnya yang masih dirawat dan kondisinya mulai membaik. Jumlah total anak yang megalami gejala keracunan mencapai sebanyak 60 orang yang merupakan pelajar kelas 1 hingga 6 di SDN Bantargerbang.

Camat Bantargadung Ahmad Munawar menambahkan, infomasi yang diperolehnya anak-anak tersebut mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi bubur di sekolah. ’’Alhamdulillah petugas puskesmas sigap dalam menangani korban keracunan,’’ kata dia.

Munawar menuturkan, biaya perawatan anak-anak yang keracunan ditanggung pemerintah. Ke depan pemerinan akan meningkatkan kewaspadaan dari kejadian keracunan yang bisa saja terjadi karena faktor air. Meskipun hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab keracunan karena masih diselidiki dinas kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement