Senin 03 Dec 2018 20:44 WIB

GP Ansor Minta Klarifikasi Dubes Saudi Soal Organisasi Sesat

GP Ansor mendesak pemerintah Indonesia untuk meminta klarifikasi dan permohonan maaf.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ratna Puspita
Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osamah Muhammad Al-Suaibi. Dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, GP Ansor mendesak pemerintah Indonesia untuk meminta klarifikasi dan permohonan maaf dari Osamah terkait unggahan tersebut.

Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dan Sekretaris Jenderal Abdul Rochman. "Kami dengan ini memohon kepada Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, agar kiranya dapat menggunakan koresponden diplomatik yang ada, guna meminta klarifikasi dan permohonan maaf dari Yang Mulia Duta Besar Kerajaan Arab Saudi sehubungan dengan materi Unggahan dimaksud," demikian pernyataan Pimpinan Pusat GP Ansor dalam surat perihal permohonan koresponden diplomatik tersebut, Senin (3/12).

Dalam pernyataannya, Yaqut mengatakan GP Ansor adalah organisasi keagamaan dan kepemudaan yang berasaskan kepada Islam Ahlusunnah wal Jamaah. Bahkan, GP Ansor turut serta memperjuangkan kemerdekaan RI.

Menurutnya, bendera yang dibakar oleh salah satu anggota GP Ansor pada Peringatan Hari Santri di Limbangan Garut, Jawa Barat, pada 22 Oktober lalu adalah bendera organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ia menyebutkan pemerintah juga telah menyatakan melalui beberapa media massa bahwa bendera tersebut adalah bendera HTI.

Ia menyatakan HTI merupakan suatu organisasi yang menggunakan agama dan simbolnya demi politik dan kekuasaan. Organisasi tersebut telah dilarang pemerintah di Indonesia dan di beberapa negara di timur Tengah. 

Ia menambahkan baik pelaku pembakaran bendera maupun pelaku yang menyelundupkan bendera yang dibakar sama-sama sudah diproses di kepolisian. Masalah ini, menurutnya, telah diselesaikan secara hukum menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia. 

"Kami mengharapkan klarifikasi dari Yang Mulia Duta Besar Kerajaan Arab Saudi atas Unggahan tersebut. Organisasi kami telah disebutkan sebagai 'organisasi yang menyimpang secara aqidah' dalam materi unggahan," kata dia. 

Pernyataan GP Ansor merespons unggahan di akun media sosial Osamah Muhammad Al-Suaibi pada Ahad (2/12) pukul 13.05 WIB. Osamah menulis tentang Reuni Akbar Alumni 212 yang digelar pada Ahad yang berpusat di lapangan Monas, Jakarta.

"Aksi jutaan umat Islam sebagai reaksi atas pembakaran bendera tauhid oleh 'organisasi menyimpang/sesat' beberapa bulan yang lalu. Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur KI, Anis Baswedan, juga dihadiri calon Presiden RI Jenderal Prabowo serta Wakil Ketua DPR Fadli Zon," kata Osamah dalam unggahannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement