REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Sumatra Barat akan mempatenkan cara pembuatan rendang. Banyaknya variasi randang di berbagai daerah ini mendorong Pemerintah Provinsi Sumatra Barat untuk menggelar FNM. Melalui festival berskala nasional ini, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat ingin menyamakan stadar rasa maupun penyajian dari randang.
"Tadi kita lihat ada 34 provinsi, rata-rata bikin randang sesuai karakter mereka, bukan sesuai cara asli Minangkabau," kata Kepala Biro Humas Pemprov Sumatra Barat Jasman Rizal kepada Republika.co.id pada Ahad (2/12).
Jasman mencontohkan, cara memasak randang asli Minangkabau adalah dengan memperhatikan rasio daging dan kelapa yang digunakan. Setiap satu kilogram daging harus disertai dengan 10 kilogram kelapa.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memasak randang dengan cara otentik ala Minangkabau adalah dengan memperhatikan media memasaknya. Randang asli minangkabau tidak boleh dimasak dengan api dari kompor biasa, tetapi harus menggunakan bara api.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno (tengah) bersama para undangan VIP membuka acara Festival Nusantara Marandang 2018 di Kawasan Gelora Bung Karno,Senayan, Jakarta, Ahad (2/12).
Jasman mengatakan Pemerintah Sumatra Barat akan mematenkan SOP terkait cara memasak randang. Dengan begitu, randang dari berbagai daerah manapun akan memiliki standar dan cara pengolahan yang sama.
"Malam ini kami umumkan, caranya apa, kita patenkan ke hak cipta," kata Jasman.
Jasman menambahkan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga menghadirkan 20 UMKM khusus pembuat randang dari Sumatra Barat dalam FNM. Melalui festival ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat ingin mendorong dan mempromosikan para pelaku UMKM agar semakin maju.
Jasman berharap dengan diselenggarakannya FNM, popularitas randang semakin meroket sehingga setiap orang yang datang ke Sumatra Barat akan membeli randang sebagai oleh-oleh wajib. Dengan begitu, para UMKM pembuat randang akan ikut bertumbuh.
"Karena permintaan banyak. Jadi ujung-ujungnya untuk kesejahteraan, perekonomian masyarakat juga," terang Jasman.
Ke depan, Jasman mengatakan FNM akan digelar sebagai acara tahunan di berbagai tempat. Tak menutup kemungkinan bila FNM juga akan digelar di luar negeri.
Menurut Jasman, selama ini Pemerintah Provinsi Sumatra Barat sudah melakukan promosi randang ke luar negeri. Salah satunya dengan cara membawa randang setiap kali melakukan kunjungan ke luar negeri. Akan tetapi, belum ada satu kegiatan berskala besar yang khusus digelar untuk mempromisikan randang di luar negeri.
"Antusiasmenya sangat tinggi, malah waktu ke Belanda, Jerman, kemarin, antri bule-bule itu mau mencicipi," kata Jasman.