REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Pemerintah Kabupaten Jember menggelar bursa kerja untuk warga berkebutuhan khusus atau difabel dan perempuan. Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional di Alun-Alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (1/12).
Selain bursa kerja untuk difabel, peringatan Hari Disabilitas Internasional yang bertema "Jember Inklusi dan Ramah Disabilitas", juga dimeriahkan dengan jalan sehat disabilitas, penampilan seni dari anak-anak berkebutuhan khusus, dan pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) disalibitas yang dihadiri oleh Bupati Jember Faida
"Job fair itu baru pertama kali digelar dan mungkin pertama kali di Indonesia. Bursa kerja itu menyediakan lowongan kerja khusus bagi kaum difabel dan perempuan yang menyediakan lebih dari 500 peluang kerja di berbagai perusahaan di Jember dan sekitarnya," kata Bupati Jember Faida.
Dari 500 peluang kerja tersebut, lanjut dia, ada 72 lowongan yang khusus untuk kaum difabel di Kabupaten Jember. Pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi kepada perusahaan yang menyediakan lowongan kerja kepada warga berkebutuhan khusus.
"Ketentuan dalam peraturan daerah dan peraturan bupati mewajibkan perusahaan untuk memberikan kesempatan kerja minimal satu persen kepada difabel," tuturnya.
Dia mengatakan lowongan itu disesuaikan dengan kondisi dan kompetensi yang dimiliki para difabel. Ia berharap, lowongan kerja dapat diisi oleh para difabel di Jember.
"Sejatinya, mereka juga mempunyai potensi yang luar biasa apabila bisa ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kondisi dan potensinya," ujarnya.
Bursa Kerja Perempuan dan Difabel yang digelar di Kabupaten Jember itu, juga menyediakan layanan administrasi kependudukan bagi pelamar yang kekurangan syarat administrasi. Bahkan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat sebagai penyelenggara kegiatan, melayani permohonan kartu kuning bagi pencari kerja.
Ketua Dewan Pertimbangan Perpenca (Persatuan Penyandang Cacat) Jember Asrorul Mais memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Jember yang menggelar bursa kerja untuk warga berkebutuhan khusus itu.
"Ini yang sudah lama kami tunggu. Terkait penyelenggaraan bursa kerja itu, saya memberikan catatan sebagai masukan untuk penyelenggaraan 'job fair' berikutnya karena sebaiknya sebelum menggelar kegiatan itu, diadakan pertemuan antara difabel pencari kerja dengan perusahaan," katanya.
Ia mengatakan hal itu untuk menyamakan pandangan karena berdasarkan pantauan di lapangan, difabel Jember masih merasa kurang percaya diri karena takut dengan kualifikasi pendidikan yang disyaratkan perusahaan. Sedangkan pendidikan para difabel secara umum tidak tinggi.
"Pekerjaan kan yang dibutuhkan sebenarnya adalah 'skil', bukan pendidikan. Namun, kualifikasi itu perlu juga," katanya.