Kamis 29 Nov 2018 19:51 WIB

Konser Kepedulian AIDS 2018 Sarana Edukasi Remaja Bali

Konser digelar di Lapangan Parkir Monkey Forest Ubud, Kabupaten Gianyar.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Panitia AYO!Kita Bicara HIV & AIDS bekerjasama dengan Yowana Padangtegal Ubud dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) tahun ini kembali mengadakan konser kepedulian dalam rangka memperingati Hari AIDS  Internasional yang jatuh pada 1 Desember 2018. Kegiatan  yang menjangkau dan mengedukasi lebih banyak remaja di Bali ini akan digelar di Lapangan Parkir Monkey Forest Ubud, Kabupaten Gianyar.
Foto: Mutia Ramadhani / Republika
Panitia AYO!Kita Bicara HIV & AIDS bekerjasama dengan Yowana Padangtegal Ubud dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) tahun ini kembali mengadakan konser kepedulian dalam rangka memperingati Hari AIDS Internasional yang jatuh pada 1 Desember 2018. Kegiatan yang menjangkau dan mengedukasi lebih banyak remaja di Bali ini akan digelar di Lapangan Parkir Monkey Forest Ubud, Kabupaten Gianyar.

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Panitia AYO!Kita Bicara HIV & AIDS bekerjasama dengan Yowana Padangtegal Ubud dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) tahun ini kembali mengadakan konser kepedulian dalam rangka memperingati Hari AIDS  Internasional yang jatuh pada 1 Desember 2018. Kegiatan  yang menjangkau dan mengedukasi lebih banyak remaja di Bali ini akan digelar di Lapangan Parkir Monkey Forest Ubud, Kabupaten Gianyar.

"Ini merupakan program edukasi HIV AIDS mengingat kasusnya di Bali cukup tinggi. Sejak 2010, kami terus menjalankan program-program yang lebih banyak menjangkau remaja di seluruh Bali," kata Koordinator Acara Konser Kepedulian Hari AIDS Sedunia 2018, Dodok di Kubu Kopi, Denpasar, Kamis (29/11).

Dodok berharap acara yang digelar 1 Desember mendatang ini mendorong individu dan berbagai komunitas di Bali untuk beraksi lebih kuat membalikkan stigma sosial, kultural, diskriminasi, dan kekeliruan informasi tentang orang yang terinfeksi HIV AIDS. Sejak tahun lalu konser ini sudah dihadiri lebih dari 10 ribu remaja.

Ada sejumlah paradigma keliru tentang penderita HIV AIDS. Pertama, AIDS penyakit mudah menular. Padahal sesungguhnya HIV AIDS sama dengan penyakit kronis lainnya yang ditularkan lewat hubungan seksual berisiko, ASI, cairan kelamin, penggunaan bersama jarum suntik, dan kontak darah dengan penderita.

Kedua, HIV tidak ada obatnya. Saat ini sudah ada antiretroviral untuk melemahkan dan memperlambat perkembangan virus HIV di tubuh penderita. Ketiga, orang yang tertular HIV AIDS pasti meninggal. Sepanjang penderita melakukan pemeriksaan dan pengobatan dini, menjalani pengobatan teratur, maka mereka bisa berusia panjang.

Keempat, penderita HIV AIDS tidak bisa punya anak. Faktanya dengan program khusus, dokter bisa mengambil langkah tertentu pada ibu hamil yang terinfeksi virus ini guna menyelamatkan janinnya.

Sekretaris KPA Gianyar, Agung Suardana mengatakan penanggulangan AIDS perlu melibatkan seluruh pihak, mulai dari pemerintah, lembaga sosial masyarakat, dan masyarakat sendiri. Ia mencontohkan kasus HIV AIDS di Gianyar sejak 2010 mencapai 295 kasus dan meningkat menjadi 1.429 kasus per Juni 2018.

"Secara akumulatif Gianyar 7,4 persen dari keseluruhan Bali," katanya.

Setiap bulannya rata-rata ada penemuan satu hingga dua kasus HIV AIDS per kecamatan. Suardana mengatakan ini baru kasus yang tercatata, sementara yang tidak tercatat jumlahnya diyakini lebih banyak.

Data menunjukkan semakin banyak penemuan kasus HIV AIDS di Bali. Namun, kabar baiknya adalah semakin banyak pula masyarakat yang berinisiatif melakukan tes HIV AIDS, sehingga pembaharuan data bisa terus dilakukan.

Acara akan dimulai yoga pagi bersama Master Yoga Padangtegal Ubud, I Ketut Arsana, dilanjutkan dengan workshop zumba, pemeriksaan kesehatan gratis, otong rambut gratis, acara musik, dan kesenian. Musisi Bali yang terlibat, antara lain Navicula, Antrabez, Griya Faria, komedian Ofven dan Sengeng, Everest, Dance4Life Team, dan Matasiwa Band.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement