REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mempertanyakan kenegarawanan Capres Prabowo Subianto. TKN menganggap sikap Prabowo menjelek-jelekan Indonesia di forum luar negeri tidak elok.
Juru bicara TKN Lena Maryana Mukti meragukan kenegarawanan Prabowo karena cenderung memalukan negara sendiri. “Sikap kenegerawanan Prabowo patut dipertanyakan,” kata Lena Kamis (29/11).
Lena menyatakan hal itu menanggapi Prabowo yang dalam pidatonya di World in 2019 Gala Dinner di Singapura mengatakan korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium 4. “Demi kepentingan merebut kekuasaan, beliau tega menjelekkan pemerintahan yang sah yang terpilih secara konstitusional di publik internasional,” ucap politisi PPP itu.
Juru bicara TKN Jokowi-Amin lainnya Ace Hasan Syadzily juga meragukan kenegarawanan Prabowo. “Acara di Singapura itu dihadiri oleh tokoh-tokoh negara lain. Kalau Prabowo negarawan, ia justru meyakinkan negara-negara lain untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” ujarnya.
Ace juga menyebut Prabowo terlalu naif. Sebab, ia menganggap, Prabowo hanya ingin mendapatkan kepercayaan dari negara lain dengan menjelek-jelekan bangsanya sendiri.
Menurutnya, sikap Prabowo ini tidaklah etis. “Apa karena ingin mendapatkan dukungan dari Singapura dan Malaysia harus menjelek-jelekan bangsa sendiri? Dukungan suara itu dari rakyat Indonesia, bukan dari negara lain," sambungnya.
Prabowo juga menyebutkan soal Pemilu di Indonesia yang tidak demokratis. Padahal, kata Ace, dunia mengakui Indonesia sebagai salah satu negara paling demokratis.
“Hanya karena Pak Prabowo kalah dalam capres beberapa kali lalu dikatakan pemilu kita tidak bersih, begitu? Pemilu yang dilaksanakan di Indonesia ini diawasi rakyat. Bahkan Indonesia dikenal sebagai salah satu negara demokratis di dunia," tutur politisi Golkar itu.