Kamis 29 Nov 2018 14:48 WIB

Pangandaran Berbenah Menuju Wisata Kelas Dunia

Gubernur Ridwan Kamil ingin Pangandaran seperti pantai di Hawaii.

Pantai Pangandaran
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pantai Pangandaran

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Terletak di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Pantai Pangandaran, adalah salah satu objek wisata yang diminati oleh wisatawan lokal dan luar negeri. Para wisatawan bisa melihat matahari terbit di pinggir pantai pada pagi hari dan matahari terbenam pada petang hari.

Besarnya potensi wisata yang ada di Pantai Pangandaran, membuat pemda setempat, mulai dari Pemkab Pangandaran dan Pemprov Jawa Barat terus berbenah menata pantai itu menjadi objek wisata pantai kelas dunia. Pembenahan Pantai Pangandaran mulai tampak ketika di awal 2018 Pemprov Jawa Barat dan Pemkab Pangandaran berhasil menciptakan Pantai Barat dan Timur Pangandaran bebas pedagang kaki lima (PKL) per Januari 2018.

Gubernur Jawa Barat periode 2013-2018 Ahmad Heryawan atau Aher, saat itu mengatakan dirinya sangat bersyukur karena Pantai Pangandaran telah menjadi pantai yang bersih dari peredaran PKL yang selama ini cukup menghalangi bibir pantai sekaligus keindahan pesona wisata. Dia bersyukur karena cita-citanya yang sejak lama ingin Pangandaran dan pantai-pantai lain menjadi pantai yang bersih dari PKL terwujud.

photo
Unsur pemerintah daerah, TNI dan Polri serta masyarakat mengadakan aksi bersih-bersih di pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.

Aher mengatakan, kebijakan tersebut selaras dengan keinginannya menjadikan Pantai Pangandaran sebagai wisata kelas dunia. Sekaligus menjadi lebih menarik dan setara dengan objek wisata pantai populer, seperti yang berada di Bali. 

Seperti semangat Aher, Pemprov Jawa Barat di bawah kepemimpinan M Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat 2018-2023) juga bercita-cita menjadikan Pantai Pangandaran menjadi objek wisata pantai kelas dunia. Pantai Pangandaran, salah satu daerah tujuan wisata paling favorit di ujung timur Jawa Barat itu dirancang sedemikian rupa untuk menyandang predikat kelas dunia.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunggah satu foto di akun Instagram miliknya, Rabu 5 September 2018 lalu. Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini mengajak semua pihak terkait, terutama yang ada di Kabupaten Pangandaran untuk mewujudkan Pangandaran sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pertama di Jawa Barat.

Dalam acara Sosialisasi Sadar Wisata dan Sapta Pesona di Kabupaten Pangandaran, Rabu (28/11), Gubernur Emil mengajak pihak terkait untuk bisa meng-goal-kan Pangandaran sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pertama di Jawa Barat. Bahkan dalam unggahannya di akun media sosial instagram miliknya @ridwankamil, ia berencana mendesain Pantai Pangandaran seperti pantai di Hawaii. 

Menurut Gubernur Emil, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) memprioritaskan tiga program untuk membangun sektor industri pariwisata di Kabupaten Pangandaran agar dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ketiga program yang sedang diupayakan Pemerintah Provinsi Jabar, yakni meminta kepada pemerintah pusat untuk mengabulkan pelebaran jalan darat dari Kota Banjar sampai Pangandaran.

Upaya selanjutnya, kata dia, mengaktifkan kembali jalur kereta api Bandung-Pangandaran yang sudah lama tidak beroperasi sehingga wisatawan dapat mudah menjangkau Pangandaran dengan menggunakan kereta api. Dan program yang ketiga ialah pengembangan Bandar Udara Nusawiru agar jalur pendaratannya lebih panjang sehingga bisa digunakan pesawat komersial.

photo
Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat.

Emil berharap keberadaan Bandara Nusawiru dapat memudahkan wisatawan dari Jakarta menuju Pangandaran dengan jarak tempuh lebih cepat dibandingkan jalur darat. Selain itu, ia juga berharap upaya pengembangan pariwisata di Pangandaran dapat dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan masyarakatnya.

UMK Naik

Ada "kejutan" saat Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengumumkan besaran upah minimum kabupaten/kota Tahun 2019 pada acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Bandung, 21 November 2018. Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil kebijakan khusus dalam upaya pengembangan Kabupaten Pangandaran yang didorong menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

Salah satunya dalam penetapan upah minimum kabupaten (UMK) 2019 yang besaran kenaikannya mencapai 10 persen atau di atas rata-rata kenaikan daerah lainnya sebesar 8,03 persen. 

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat Ferry Sofwan Arif menuturkan dari 27 kota/kabupaten yang ada di Jabar sebagian besar kenaikan UMK mengacu pada PP 78/2015 yakni sebesar 8,03 persen. Akan tetapi ada satu yang melebihi 8,03 persen, yakni Kabupaten Pangandaran, sebesar Rp 1.714.673,33 atau naik 10 persen dari UMK sebelumnya. 

photo
Kereta api memasuki Stasiun Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/9). PT Kereta Api Indonesia (Persero) berencana akan me-reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat yakni rute Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, dan Rancaekek-Tanjungsari.

Hal tersebut, lanjut Ferry, diputuskan karena Kabupaten Pangandaran tengah didorong menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK).

Menteri Pariwisata (Menpar) RI Arief Yahya di Kabupaten Pangandaran mengatakan untuk menjadikan Pangandaran sebagai tujuan wisata kelas dunia, maka tiga A sebagai prasyaratnya tentu harus pula berkelas dunia. Tiga A tersebut diantaranya atraksi, aksesibilitas, dan amenitas.

Menpar Arief menjelaskan, atraksi meliputi objek wisata berupa wisata alam, budaya, dan buatan yang menarik. Aksesibilitas, yaitu infrastruktur menuju kawasan wisata dan infrastruktur pendukung objek wisata, seperti bandara kelas internasional. A ketiga, yakni amenitas, seperti fasilitas umum bintang lima, mulai dari hotel, restoran, toko cinderamata, taman hingga fasilitas kesehatan dan fasilitas umum lainnya.

Selain itu, lanjut Menpar, ada Tiga C yang diperlukan dalam mentransformasi sebuah kawasan wisata, yaitu CEO commitment, change agent, dan competence. CEO commitment terkait komitmen dan kebijakan yang diberikan dari pemimpin atau pejabat pemerintah yang bersangkutan untuk membuat daerahnya sebagai kawasan tujuan wisata unggulan.

Kemudian change agent, dimana perlu ada tim khusus untuk melakukan pengembangan kawasan wisata sekaligus menjadi pengawas kebijakan transformasi kawasan wisata tersebut. Hal ketiga, yaitu competence, pendidikan untuk SDM pendukung kawasan wisata harus secara terus-menerus dilakukan, khususnya pemanfaatam generasi muda agar mereka semua terlibat dalam pembentukan transformasi wisata unggulan.

photo
Warga menikmati suasana sore di Pantai Barat Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (28/11/2018).

Menurut Menpar, pariwisata akan menjadi core economy Indonesia. Dunia pariwisata Indonesia mengalami pertumbuhan paling cepat di dunia mencapai 22 persen atau tiga kali lipat dibanding pertumbuhan pariwisata dunia.

Sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ingin menjadikan Jabar sebagai Provinsi Pariwisata, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengungkapkan strategi pihaknya untuk membuat dunia pariwisata sebagai unggulan di Jawa Barat. Menurut dia, keunggulan Provinsi Jawa Barat adalah pariwisata, namun selama ini kurang dipoles. 

Dia berjanji selama lima tahun ke depan di bawah kepemimpinannya akan memoles 'batu akik permata' (Jawa Barat) itu menjadi berkilau. Strategi yang disusun Pemprov Jabar, di antaranya membagi pariwisata menjadi tiga tipe. 

Pariwisata Tipe 1, yaitu memperbaiki eksisting destinasi yang kurang maksimal. Pariwisata Tipe 2, membuat objek wisata baru di 27 kabupaten/kota. Untuk hal ini, Gubernur Emil akan menggelontorkan anggaran Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar untuk setiap kabupaten/kota.

Untuk Pariwisata Tipe 3, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menyiapkan kluster khusus untuk dijadikan kawasan pariwisata melalui KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Ada dua KEK yang sudah disiapkan hingga saat ini, yaitu KEK Pangandaran dan KEK Cikidang, Sukabumi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement