Kamis 29 Nov 2018 13:17 WIB

Istana Dukung Pelaporan Habib Bahar ke Kepolisian

Moeldoko mengaku, mengutuk ceramah yang dilakukan oleh Habib Bahar.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Moeldoko
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mendukung pelaporan terhadap Habib Bahar bin Smith yang dinilai melakukan orasi dengan ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Secara pribadi, Moeldoko bahkan mengaku mengutuk ceramah yang dilakukan oleh Habib Bahar.

"Iya dong, harus itu (dukung). Itu seorang ulama berbicara seperti itu. Saya secara pribadi mengutuk itu," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (29/11).

Menurut dia, sebagai seorang ulama, Habib Bahar seharusnya bisa menjadi panutan baik melalui tutur kata dan perilakunya. Moeldoko pun mengaku tak menghormati sikap Habib Bahar tersebut.

"Iya, seorang ulama harus menjadi panutan dari tutur katanya, dari perilakunya, masak seperti itu. Sebagai pribadi saya nggak respect," tambahnya.

Moeldoko sendiri juga mengaku telah menonton video yang beredar terkait ceramah yang mengandung kebencian yang dilakukan oleh Habib Bahar tersebut. "Sudah lihat. Bagaimana itu seorang kepala negara diperlakukan seperti itu," ujar Moeldoko.

Dalam video yang beredar, Habib Smith menyebut Jokowi sebagai pengkhianat negara dan rakyat. Ia juga menyebut Jokowi merupakan pemimpin yang banci.

"Kamu kalau ketemu Jokowi, kalau ketemu Jokowi, kamu buka celananya, jangan-jangan haid Jokowi itu, kayaknya banci itu," ucap Habib Smith dalam video yang beredar di Youtube.

Merespons ujaran kebencian terhadap Jokowi, Sekjen Jokowi Mania melakukan pelaporan kepada Bareskrim Polri. Selain itu, Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas juga turut melaporkan Habib Bahar ke Polda Metro Jaya terkait ceramahnya.

"Ini bukan kritik atau ceramah yang beradab, jika mau protes silakan, tapi yah jangan melecehkan seperti itu. Tidak pantas juga orang yang disebut habib dan ulama berkata kasar penuh kebencian seperti itu," kata Muannas Alaidid, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement