Kamis 29 Nov 2018 12:44 WIB

Sosok Cak Nanto, Ketum Pemuda Muhammadiyah yang Baru

Pria kelahiran Sumenep ini memang tumbuh dan dibesarkan di Panti Asuhan Muhammadiyah.

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Sunanto, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sunanto, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-XVII di Yogyakarta telah memutuskan Sunanto sebagai Ketua PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022. Sunanto terpilih sebagai Ketua menggantikan Dahnil Anzar dengan memperoleh 590 suara di Forum Mukhtamar. 

Sunanto atau yang akrab disapa Cak Nanto ini bukanlah aktivis baru di kalangan Pemuda Muhammadiyah. Sejak kecil, pria kelahiran Sumenep ini memang tumbuh dan dibesarkan di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Sumenep.

Baca Juga

Sunanto kemudian menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Sobron, Jawa Tengah. Ia juga tumbuh dan berkembang dari proses pengkaderan Muhammadiyah. Ia juga berjuang dan memupuk kapasitas dirinya dengan aktif bergiat di organisasi otonom Muhammadiyah, IPM, IMM, dan Pemuda Muhammadiyah.

Sebelum terpilih menjadi ketua umum, Cak Nanto merupakan Ketua Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pemuda Muhammadiyah. Dia juga aktif di Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), bahkan menjadi Koordinator Nasional JPPR.

Berkaitan dengan pemilu ini, Cak Nanto tidak ingin mengorbankan proses yang panjang tersebut dengan suatu gerakan dukung mendukung. Ia ingin tetap menjaga khitah dan marwah Persyarikatan Muhammadiyah.

Kendati demikian, ia juga tidak akan mengesampingkan politik. Ia justru akan menjadikan politik sebagai ruang untuk kebajikan. “Kita perlu mengisi ruang politik dengan keadaban dan kebajikan, jangan pernah berpangku tangan dan menunggu untuk berkemajuan,” kata Cak Nanto dalam siaran pers pada Kamis (29/11).

Pernyataannya ini juga senada dengan amanah Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir. Haedar menegaskan, agar di tahun politik seperti ini seluruh kader Muhammadiyah dapat terus menjaga khitah Perserikatan Muhammadiyah.

“Harus menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik dan calon presiden. Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah, dan kultural. Tidak boleh menyeretnya kepada kepentingan politik pragmatis. Individu-Individu silakan, itu pilihan, tapi jangan bawa-bawa nama besar Muhammadiyah,” ujar Cak Nanto.

Setelah menjadi ketua PP Pemuda Muhammadiyah, ia juga berkomitmen untuk semakin memperkokoh gerakan Pemuda Muhammadiyah di bawah tenda besar tauhid, ilmu, dan amal. Karena, bagi Cak Nanto, Pemuda Muhammadiyah akan terus bergerak untuk memajukan bangsa. “Kemajuan dalam komitmen saya juga terletak pada kemajuan dan kesuksesan dalam berkepribadian,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement