REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kiai dan ulama yang merupakan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) menyambangi kediaman calon presiden (capres) Prabowo Subianto, pada Rabu (28/11) malam. Kedatangan para cucu pendiri NU tersebut untuk mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
"Alhamdulilah hari ini saya dan Pak Prabowo menerima kunjungan kehormatan dari para kiai yang datang jauh-jauh dari perwakilan keluarga besar dzurriyah pendiri NU," kata Sandiaga, seusai pertemuan dilakukan.
Sandiaga menuturkan, bahwa pertemuan tersebut merupakan kunjungan balasan setelah kunjungan sebelumnya Prabowo-Sandiaga pada Hari Santri Nasional lalu. Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut mengaku bahagia dan berterima kasih atas dukungan tersebut.
"Pada intinya saya dan Pak Prabowo sangat berterima kasih atas kunjungannya dan kami sangat hormat mendapat kunjungan balasan," ujarnya.
Sementara itu, cucu salah satu pendiri NU KH Bisri Syansuri KH Hasyim Karim, menyebutkan beberapa alasan pihaknya mendukung Prabowo-Sandi. Ia menyebut salah satunya terkait program ekonomi yang diusung paslon nomor urut 02 tersebut.
"Sebenarnya kebanggaan kita yang terakhir yang kita lihat adalah terfokus masalah ekonomi," katanya kepada wartawan.
Keikutsertaan Prabowo menjadi pembicara di forum internasional di Singapura Selasa (27/11) lalu menurutnya perlu diapresiasi. Melalui forum itu, Prabowo menjelaskan program ekonomi yang ia usung kepada para CEO perusahaan besar di dunia.
"Seorang pemimpin harus jelas dan bisa meyakinkan saat berbicara di forum internasional. Masyarakat saya harap bisa melihat dan menilai siapa sesungguhnya yang punya kualitas kepemimpinan," ucapnya.
Ia menambahkan meskipun diakuinya sulit mengembalikan kejayaan bangsa, namun ia meyakini duet Prabowo-Sandi punya solusi. Terlebih lagi melihat Prabowo dengan ketegasannya, dan sifat mudah bergaul Sandi yang bisa sesuaikan diri dengan milenial, menjadikan pasangan tersebut serasi. Selain itu ia juga berpesan bahwa media harus obyektif dalam pemberitaan.
"Kita harus objektif, kita bisa kritik Prabowo-Sandi bila salah. Tapi kalau ada kelebihan harus kita apresiasi," ungkapnya Kiai Hasyim.