Rabu 28 Nov 2018 18:57 WIB

Menkopolhukam Tanggapi Pernyataan Prabowo Soal Korupsi

'Namanya, ya, kampanye, biar saja,' kata Menkopolhukam Wiranto

Menko Polhukam Wiranto (tengah) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Dirut Bulog Budi Waseso bergegas seusai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menko Polhukam Wiranto (tengah) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Dirut Bulog Budi Waseso bergegas seusai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto enggan menanggapi pernyataan capres Prabowo Subianto soal korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.

"Tanya saja sama Pak Prabowo, tanya saja sama Pak Sandi. Tidak usah ditanggapi namanya ya kampanye, biar saja," ujar Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (28/11).

Setelah menjawab singkat pertanyaan wartawan, Menkopolhukam meninggalkan kantornya menuju lokasi agenda selanjutnya. Dalam acara "The World in 2019 Gala Dinner" yang diselenggarakan oleh Majalah The Economist di Singapura, Selasa (27/11), Prabowo menyebut Indonesia masuk darurat korupsi karena dari pejabat negara, kalangan anggota dewan, menteri dan hakim tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut dia, isu utama di Indonesia saat ini adalah persoalan korupsi yang sudah menjalar ke semua lapisan pejabat sehingga harus segera di atasi. "Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," ujar Prabowo.

Sementara sehari setelah pernyataan Prabowo tersebut KPK melakukan Operasi Tangan Tangan (OTT) terhadap enam orang yang terdiri atas panitera, hakim, dan pengacara terkait perkara perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dari operasi yang berlangsung pada Rabu dini hari itu, KPK dikabarkan mengamankan uang senilai ratusan juta rupiah dalam pecahan dolar Singapura.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement