Rabu 28 Nov 2018 18:01 WIB

Penjelasan Polisi Soal Unggahan di Facebook Berujung Maut

Polisi mengimbau warga tak terprovokasi unggahan di media sosial.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Pembunuhan
Foto: Antara/Jafkhairi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah unggahan di-Facebook menyebabkan nama seorang pria bernama Subaidi tewas. Ia tewas ketika dada kirinya ditembus peluru yang ditembakkan oleh pria bernama Idris.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menuturkan, kasus ini berawal dari sebuah unggahan di-Facebook milik Habib Bahar. Unggahan itu menampilkan, Habib Bahar sedang memegang senjara tajam katana dengan keterangan (caption) 'Siapa pendukung Jokowi yang ingin merasakan pedang ini'.

"Kemudian, unggahan itu dibalas oleh akun Facebook atas nama Idris Afandi Afandi dengan tulisan, 'saya pingin merasakan tajamnya pedang Habib Bahar tersebut," kata Dedi, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/11).

Baca juga, Beda Capres Dikabarkan Berujung Maut, Ini Kata Istri Korban.

Imbas balasan akun bernama Idris Afandi itu, seorang pria bernama Ustaz Bahrud, warga Desa Sokobanah Laok, Sampang, Jawa Timur yang mengaku seorang anggota Front Pembela Islam (FPI) mendatangi rumah Idris pada Ahad (28/10). Bahrud ingin mengklarifikasi, apakah Idris adalah pemilik akun 'Afandi' yang membalas unggahan Habib Bahar.

Kemudian, Idris mengatakan, pada Bahrud bahwa akun tersebut sempat menjadi miliknya. Namun, balasan pada unggahan pedang Habib Bahar itu bukan dilakukan oleh Idris. Pasalnya, Idris telah menjual ponselnya, dan lupa log out akun Facebook. Pengakuan klarifikasi Idris divideokan oleh Bahrud.

Ternyata, video pengakuan Idris diunggah ke Facebook. Hal ini diketahui Idris dari kakak iparnya yang bernama Farida. Video Idris ternyata diunggah oleh akun Ahmad Alfateh yang dimiliki oleh Subaidi. Ungahan itu disertai hinaan pada Idris, berbunyi

"Ini dia orang yang mau melawan Habib Bahar, ketakutan sampai kencing dicelana saat di datangi FPI, saya tahu siapa lamu Idris dan kapan saja saya ketemu kamu akan saya bunuh kamu, cuma jadi LSM tai kamu itu jangan sok jago."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement