REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini mulai melawan fitnah dan hoaks yang ditujukan kepada dirinya. Arya menilai, fitnah dan hoaks terhadap Jokowi sangat mengada-ada.
"Pak Jokowi belakangan selalu menyampaikan pesan bahwa beliau sekarang agak berbeda dibandingkan empat tahun belakangan. Karena selama empat tahun dihantam hoaks beliau diam, sekarang melawan," kata Juru bicara TKN Arya Sinulingga di Jakarta, Rabu (28/11).
Arya mengatakan hampir dalam setiap kunjungannya ke daerah Presiden Jokowi selalu menyatakan sudah saatnya dia melawan hoaks dan fitnah. "Di setiap daerah yang beliau kunjungi, beliau selalu mengatakan sudah saatnya dirinya harus melawan," ujar Arya.
Menurutnya, fitnah dan hoaks yang ditujukan kepada Jokowi sangat mengada-ada, mulai dari isu PKI hingga disebut pro-terhadap pihak asing. Arya menilai memang sudah saatnya Jokowi melawan, sebab isu fitnah dan hoaks yang dibiarkan dapat mempengaruhi persepsi publik.
"Kenapa pak Jokowi melawan. Karena dia terkejut dengan hasil survei, bahwa ada sembilan juta orang yang percaya fitnah bahwa dirinya PKI," tegas Arya.
Arya menegaskan fitnah atau hoaks ini serupa dengan peristiwa pertarungan pilpres di Amerika Serikat antara Hillary Clinton dengan Trump. Dalam Pilpres di Negeri Paman Sam itu, Trump kerap menyampaikan sesuatu yang tidak masuk akal mengenai Hillary. Di sisi lain Hillary tidak pernah melawan dengan membantah omongan Trump karena meyakini tidak akan ada yang memercayai omongan tersebut.
"Karena dibiarkan dan tidak pernah dilawan akibatnya Trump menang. Itu lah kenapa sampai muncul ungkapan sontoloyo, genderuwo, tabok, jadi pak Jokowi sudah menyampaikan bahwa fitnah dan hoaks ini harus dilawan," jelasnya.
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebelumnya mengingatkan agar Pilpres 2019 tidak lagi diwarnai hoaks, fitnah dan ujaran kebencian. Menurutnya, belakangan fenomena hoaks, fitnah dan ujaran kebencian ini merajalela di media sosial.
Dia mengingatkan, beberapa negara hancur karena diakibatkan maraknya produksi hoaks seperti Suriah, Yaman dan beberapa negara di Timur Tengah lainnya. Projo menyatakan siap memerangi hoaks dan fitnah yang menerpa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Karena kita sebagai bangsa plural, kita harus bersama-sama perangi hoaks tanpa pandang bulu. Karena ini bukan hanya menggangu demokrasi tapi juga merusak peradaban dan warisan kebudayaan yang kita punya," ucap dia.