REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Andi Fajar menegaskan dirinya tidak tahu menahu perihal kasus dugaan penyimpangan dana Apel dan Kemah Kebangsaan Pemuda Indonesia 2017. Dia mengatakan bahwa para kandidat fokus pada pencalonan.
Sebelummya kasus dana Apel dan Kemah menyeret Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjutak. "Saya nggak paham itu, kasus-kasus Kemenpora. Kita fokus di pencalonan. Kalau ada yang merasa begitu tidak paham begitu. Saya kira apa yang terjadi arena mukhtamar ya bagian dari dinamika, anak-anak mudalah tapi masih dalam konteks wajar sampai hari ini," ujar Andi Fajar, dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (27/11).
Begitupun dengan pembentukan Koalisi Taawun antara dirinya, Ahmad Labib dan Faisal dalam Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah 2018 tidak ada kaitannya dengan isu kasus dana Apel dan Kemah Kebangsaan Pemuda Indonesia 2017. Menurutnya, koalisi ini murni untuk menjaga marwah dan moral pemuda Muhammadiyah. Menurutnya, koalisi itu di bentuk untuk dorong, menjaga moral pemuda Muhammadiyah.
"Moral yang dimaksud di situ tidak ada urusannya dengan apa yang terjadi yang lagi viral. Tapi ini terkait dengan menjaga integritas, karena dengan model taawun itu maka semua pekerjaan itu bisa kita lakukan dengan gotong royong," jelas Andi Fajar.
Tidak hanya itu, Andi Fajar menegaskan dirinya juga tidak terlibat dalam acara Apel dan Kemah Kebangsaan Pemuda Indonesia 2017. Bahkan secara pribadi dia menolak keras apabila acara Pemuda Muhammadiyah itu dikaitkan dengan dana haram. Karena telah menjatuhkan Koalisi Taawun, seolah-olah membenturkan dengan isu itu.
"Saya tidak terlibat. Hanya pengurus di pimpinan pusat. Jadi saya tidak tahu menahu persoalan itu. Saya tidak tahu persoalan itu, saya tidak terlibat. Saya hanya pengurus di pimpinan pusat. Jadi saya tidak tahu menahu persoalan itu," tutur Andi Fajar.