Rabu 28 Nov 2018 04:10 WIB

Di Bandung dan Solo, Ulama Deklarasikan Pemilu Damai

Peran ulama penting untuk meredam gejolak akibat ketegangan selama masa pemilu.

Rep: Joko Suceno/Binti sholikah,/ Red: Nashih Nashrullah
Deklarasi Kampanye Damai. Maskot Pemilu ikut memeriahkan acara Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas Pemilu 2019 di Kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad (23/9).
Foto: Republika/ Wihdan
Deklarasi Kampanye Damai. Maskot Pemilu ikut memeriahkan acara Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas Pemilu 2019 di Kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Sejumlah pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Kota Solo dan Bandung mendeklarasikan Pemilu (Pemilihan Umum) Damai 2019. Deklarasi Pemilu 2019 damai di Solo berlangsung di Ponpes Ta'mirul Islam Tegalsari dan Ponpes Al Muayyad, Mangkuyudan Jalan KH Samanhudi, Laweyan, Solo, Selasa (27/11). 

Di Ta'mirul Islam, deklarasi dibacakan pimpinan pondok KH Muhammad Halim dan diikuti oleh para santriwati. Sementara di Al Muayyad deklarasi dibacakan pimpinan pondok KH Faisol Rozaq didampingi kepala sekolah SMA, pengasuh, santriwan dan santriwati.

Deklarasi tersebut berisi tiga pernyataan sikap. Pertama, siap berperan aktif menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Kedua, siap mendukung demokrasi berkualitas, tanpa hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian, serta mengedepankan kejujuran, kebenaran serta menolak upaya-upaya yang dapat mengakibatkan perpecahan di masyarakat yang dapat mencederai Pancasila dan UUD 1945. 

Terakhir, pimpinan kedua ponpes menghimbau segenap komponen bangsa Indonesia untuk saling bekerja sama dan bertanggung jawab moral dalam menjaga dan menjamin rasa aman, tentran dan damai dalam kehidupan bermasyarakat.

Pimpinan Ponpes Ta'mirul Islam, Muhammad Halim mengaku prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Dimana isu politisasi agama yang membuat masyarakat terpolarisasi. Untuk itu dia mengimbau tokoh agama bisa meredam situasi tersebut. 

"Kondisi ini memang membuat kita prihatin, tokoh-tokoh agama harus bisa meredam. Jangan sampai justru menambah suasana menjadi lebih panas," ujarnya seperti tertulis dalam siaran pers, Selasa (27/11). 

Menurutnya, akan lebih baik, jika para tokoh agama bisa duduk bersama. Perlu adanya pemahaman jika Pemilu atau Pilpres merupakan agenda politik biasa yang tidak perlu diresahkan. Sehingga umat Islam harus tetap bersatu dan menjaga kondusifitas bangsa, agar aman, tentram dan damai. 

"Alhamdulilah kalau di Solo sudah ada komitmen bersama bahwa kita akan terus mengadakan Musyawarah. Kita duduk bersama, Alhamdulillah sudah berkali-kali, setiap ada masalah kita bahasa, kita duduk bersama," tandasnya. 

Di lokasi terpisah, Forum Pondok Pesantren se-Jabar menggelar deklarasi ‘’Pileg danPilpres 2019 Aman dan Sejuk’’ Selasa (27/11). Kegiatan deklarasi yangberlangsung di Aula Moeryono, Mapolda Jabar tersebut disaksikan Kapolda IrjenPol Drs Agung Budi Maryoto. 

Deklarasi ditandai dengan penandatanganan petisi Pileg dan Pilpres 2019 Aman dan Sejuk. ‘’Peran para pimpinan pondok pesantrensangat besar dalam menyampaikan pesan-pesan pileg dan pilpres yang aman dansejuk kepada masyarakat,’’kata Kapolda dalam sambutannya.

Ketua Forum Pondok Pesantren Provinsi Jabar, HR Edi Komarudin, dalam sambutannya mengatakan, deklarasi ini sebagai wujud kepedulian kalangan pesantren terhadap kondisi keamanan dan ketertiban. 

Dia berharap dengandeklarasi ini seluruh pondok pesantren yang ada di Jabar bahu-membahu bersamaaparat penegak hukum dalam menciptakan pileg dan pilpres yang aman dan sejuk.

‘’Kita semua tentunya mengharapkan kondisi pileg dan pilres bebas dari gangguankamtibmas. Karena itu kita harus bersama-sama dengan pemerintah mengajakmasyarakat mewujudkan keamanan dan ketertiban di wilayahnyamasing-masing,’’ujar dia.

Menurut Edi seluruh anggota Forum Pondok Pesantren se-Jabar juga mengimbau masyarakat memerangi informasi hoaks di media sosial yang sekarang inimasih terus terjadi. 

Dia mengajak masyarakat, khususnya mengguna media sosialuntuk berhati-hati dalam menerima atau menyebarkan informasi yang belum tentukebenarannya. 

‘’Jangan gampang mengirim informasi yang belum jelas kebenarannya. Tanyakan kepada pihak berwenang bila menerima sebuah informasi di media sosial,’’tutur dia.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement