Rabu 28 Nov 2018 05:19 WIB

Anies Ultimatum Warga di Lokasi Longsor Kalisari

Daerah di lokasi longsor tidak memiliki izin membangun bangunan

Rep: Farah Noersativa/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah petugas melintasi longsoran tanah yang menghancurkan satu rumah di Perumahan Pesona Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (27/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas melintasi longsoran tanah yang menghancurkan satu rumah di Perumahan Pesona Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyiapkan langkah-langkah penanganan longsor di wilayah RT 007/05 Kelurahan Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Langkah pertama, kata dia, adalah pengamanan warga yang ada di wilayah itu.

“Yang kita lakukan sekarang, nomor satu adalah pengamanan mengamankan warga yang ada di sini. Sehingga Bina Marga akan melakukan perbaikan tanggulnya,” kata Anies saat meninjau lokasi longsor di Jakarta Timur, Selasa (27/11).

Dia mengatakan, tanggul atau turap di wilayah itu akan dibangun lagi dalam jangka waktu satu bulan. Semua tanggul, nantinya akan dilakukan pengecekan kekuatan dan dipastikan tidak ada yang bermasalah.

Kemudian, pihaknya akan melakukan review dan audit rumah-rumah yang berada di pinggir tanggul . Bila wilayah itu  adalah tempat yang berrisiko, maka bangunan-bangunan itu, kata dia, harus dibongkar.

“Kalau tidak, maka berisiko. Jadi yang tinggal di situ memiliki pilihan. Pilihannya adalah kejadian seperti ini, atau cari tempat lain yang lebih aman,” kata Anies.

Selain itu, pihaknya akan membuat pondasi di tempat-tempat yang tidak boleh ada bangunan. Sebab, diketahui, wilayah bagian atas adalah lahan hijau yang sebenarnya tak boleh dilakukan pembangunan.

Anies menjelaskan, hal yang sulit adalah pemasangan turap kembali. Sebab, turap itu bukan struktur yang dapat menahan dinding dan tanah di atasnya. “Ini seperti pelapis saja, ada tanah yg lebih tinggi eh lebih rendah. Terus di sampingnya ada pelapisnya tapi tidak memiliki kekuatan untuk menahan. Apalagi bila ada tekanan air yang terus menerus seperti tadi di situ,” jelas Anies.

Dia menambahkan, apalagi di sana di temukan lubang saluran air yang ujungnya bertemu dengan tembok. “Tidak ada outlet-nya bagi air. Itu lama-lama jebol,” ujar dia.

Sementara itu, longsor tersebut diduga terjadi karena sebuah lubang yang ada di jalan depan rumah korban yang bernomor 278 di RT 007/RW 005. Pemilik rumah yang rusak karena longsor, Syarifudin mengatakan, penyebabnya karena ada lubang di depan rumah yang kemudian tergenang ketika hujan deras.

Syarifudin menceritakan lubang terbentuk sejak Ahad (25/11) sekitar pukul 11.00 WIB tepat ketika sebuah mobil warga lainnya melintas untuk ke luar kompleks. Mobil itu tiba-tiba terjebak di tengah jalan karena roda kiri depan ambles ke dalam lubang berukuran kurang dari satu meter tersebut.

Dari foto yang diperlihatkan oleh Syarifudin, lubang tersebut ternyata memiliki rongga di bawah aspal jalan. Pemilik rumah yang juga ketua RT tersebut, bersepakat dengan warga lainnya untuk memperbaiki lubang di jalan tersebut.

Akhirnya pengerjaan disepakati akan dimulai pada keesokan harinya, yaitu Senin (26/11) dengan penggalian dan pelebaran lebih dulu untuk kepentingan menimbun loban tersebut dengan material kuat seperti batu sebelum kembali diaspal. Namun belum sempat ditimbun oleh material kuat, hujan deras mengguyur Jakarta, termasuk wilayah tersebut sekitar pukul 12.30 WIB.

"Saya sempat menghubungi istri yang sedang di rumah dan katanya masih aman. Namun 15 menit kemudian air memenuhi lubang itu dan akhirnya longsor pun terjadi karena volume air yang tinggi," kata Syarifudin.

Tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, dua sepeda motor Syarifudin yang diparkir di dalam garasi turut terseret dan akhirnya tertimbun longsoran.

Puing-puing longsoran di lokasi kejadian mulai dibersihkan oleh petugas gabungan. Dari pantauan di lokasi, petugas dari Dinas Tata Air, Dinas Bina Marga, taruna siuaga bencana atau Tagana, unsur Kelurahan Kalisari dan PPSU membersihkan puing-puing yang menimbun jalan permukiman warga.

Dalam pembersihan tersebut, para petugas juga dibantu oleh satu unit alat berat yakni ekskavator untuk mengangkat tanah atau material berat yang ikut longsor.

Tak Miliki Izin

Setelah dilakukan pengecekan status lahan di lokasi kejadian, Anies menyebut lokasi longsor merupakan lahan hijau. “Saya tadi meninjau lokasi longsor yg terjadi di RT 007 RW 005 kalisari, di tempat ini kita cek status lahannya. Ini lahan hijau yg tidak seharusnya dibuat bangunan,” kata Anies saat meninjau di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (27/11).

Menurutnya, di lokasi itu terdapat ketinggian tanah yang memiliki perbedaan signifikan. Pada bagian atas, merupakan lahan hijau yang seharusnya tidak ada bangunan. Selain itu, di bagian itu saat ini penuh dengan bangunan rumah dan tidak memiliki Izin Membangun Bangunan (IMB).

“Jadi ini adalah bangunan-bangunan yang dibangun tanpa izin dan tidak memperhitungkan kekuatan struktur,” jelas Anies.

Bahkan, jika diamati, terdapat tanda adanya lokasi longsor di bawah saluran air. Saluran air itu, kata dia, tidak ada outletnya. Sehingga saluran air itu terus menggerus hingga pada akhirnya longsor.

Ketua RT 004/09 Surahman mengatakan, wilayah yang terjadi longsor memang merupakan jalur hijau. Sekitar 2002 lalu, wilayah itu dibangun rumah-rumah tanpa surat izin.

“Ini dulunya semua jalur hijau. Setelah era reformasi, ini dibangun tapi pada saat pembangunan surat izinnya tidak keluar dijual kavling,” kata Surahman di lokasi, Selasa (27/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement