Senin 26 Nov 2018 23:39 WIB

BMKG: Warga Yogya Waspadai Cuaca Ekstrem

BMKG ingatkan kemungkinan terjadinya hujan disertai angin yang bisa sebabkan banjir

Cuaca ekstrem (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Cuaca ekstrem (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, 

YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Yogyakarta mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama empat hari ke depan. Cuaca ekstrem tersebut antara lain karena kemungkinan terbentuknya daerah pertemuan angin atau konvergensi di sepanjang Pulau Jawa.

"Waspada potensi genangan, banjir, maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat, terutama di daerah rawan banjir dan longsor," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta Agus Sudaryatno dalam keterangan tertulis, Senin (26/11).

Agus menjelaskan bahwa berdasarkan pemantauan dan analisis dinamika atmosfer-lautan terkini sirkulasi angin tertutup di Laut Jawa yang cukup persisten hingga tiga hari kedepan dapat mengakibatkan terbentuknya daerah konvergensi di sepanjang Jawa.

Selain itu, dia melanjutkan, aliran massa udara basah yang masuk dari Samudera Hindia ke wilayah Jawa berkontribusi mendukung pertumbuhan awan hujan.  

Kondisi  itu dapat memicu pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di beberapa wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut BMKG, wilayah yang berisiko menghadapi cuaca ekstrem meliputi Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, dan Nanggulan di Kulonprogo; serta Turi, Cangkringan, Pakem, Tempel, Sleman, Minggir, Seyegan, Mlati, Ngaglik, Ngemplak, Depok, Kalasan, Prambanan di Sleman.

Daerah Nglipar, Ngawen, Gedangsari, Patuk, Semin di Gunung Kidul; Piyungan, Banguntapan, dan Kasihan di Bantul; serta Kota Yogyakarta juga menghadapi potensi cuaca ekstrem.

Agus mengingatkan warga agar berusaha mengantisipasi kemungkinan terjadinya hujan disertai angin yang dapat menyebabkan banjir serta pohon maupun baliho tumbang.

"Agar tidak berlindung di bawah pohon dan mengaktifkan handphone saat hujan disertai kilat atau petir," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement