Senin 26 Nov 2018 21:54 WIB

Banjir Kembali Rendam Desa Tanjungsari

Banjir di desa itu membuat sejumlah rumah dan ruas jalan terendam air

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Hazliansyah
Sejumlah rumah, jalan dan sawah di Desa Tanjungsari, Kecatan  Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya terendam banjir pada Senin (26/11). Banjir  yang terjadi kali ini memiliki kedalaman sekitar 50 sentimeter.    Namun, pada Maret lalu, kawasan ini sempat diterjang banjir hingga 1,5  meter.
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Sejumlah rumah, jalan dan sawah di Desa Tanjungsari, Kecatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya terendam banjir pada Senin (26/11). Banjir yang terjadi kali ini memiliki kedalaman sekitar 50 sentimeter. Namun, pada Maret lalu, kawasan ini sempat diterjang banjir hingga 1,5 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Setelah hujan sempat berhenti selama beberapa hari, pada Ahad (25/11), hujan kembali menghampiri Tasikmalaya. Bahkan, hujan terus terjadi hingga Senin (26/11) siang. Hal ini membuat Desa Tanjungsari, Kecatan Sukaresik, Kabupaten Tasik kembali direndam banjir.

Berdasar pantauan, banjir di desa itu membuat sejumlah rumah dan ruas jalan terendam air dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter. Tak hanya itu, banjir membuat sejumlah lahan persawahan milik warga juga turut terendam.

Salah satu warga Desa Tanjungsari, Mimin (42) mengatakan, kawasan tempat tinggalnya memang merupakan kawasan langganan banjir. "Setiap tahun di sini selalu banjir," kata Mimin saat dijumpai di depan rumahnya pada Senin (26/11).

Menurutnya, banjir terjadi karena debit air di Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy meningkat. Sehingga hal itu membuat permukaan air meluap ke pemukiman di sekitar sungai tersebut.

"Sebenarnya saya ingin pindah rumah di lokasi yang lebih aman. Namun saya hanya memiliki tanah di sini saja," ujarnya.

Ia mengaku pasrah saat rumahnya harus langganan terendam banjir.

Saat ini, yang bisa ia lakukan jika banjir terjadi hanyalah dengan mengevakuasi diri di rumah tetangga yang letaknya lebih aman dari terjangan banjir. Menurutnya, meski kawasan tersebut merupakan kawasan yang kerap dilanda banjir, ia mengaku sama sekali belum melihat ada tindakan apapun dari pemerintah daerah.

"Upaya relokasi juga belum ada sama sekali. Bantuan pun juga belum ada," kata dia.

Oleh karena itu, ia pun berharap, pemerintah dapat segera bertindak tanpa harus menunggu adanya korban jiwa. Ia pun mengatakan, pada Maret lalu banjir juga sempat terjadi dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.

Eric Iskandarsjah Z

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement