REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengaku kagum pada pesantren Bustanul Ulum KH Abdullah Yaqien yang merupakan Ponpes tertua di Puger, berdiri sejak tahun 1890, pesantren ini dipimpin oleh KH Syamsul Arifin. Menurut Sandi, ini adalah contoh pesantren yang bisa melakukan swsembada pangan.
Hampir semua yang di makan para santri dan keluarga di sini, merupakan hasil kebun dari wilayah pesantren. Dari Jagung, beras, ikan, dan kebutuhan pokok lainnya.
“Pesantren lebih dari sekadar tenpat menuntut ilmu. Tapi juga penerapan dari hidup mandiri. Berdiri di kaki sendiri. Menurut Pak Kiai Syamsul Arifin. Semua yang di makan santri dan keluarga merupakan hasil produksi yang dibudidayakan di pesantren. Ini membuat saya kagum. Ini merupakan contoh swasembada pangan,” jelas Sandiaga, Senin (26/11).
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu menyatakan jika dikelola dengan baik, Indonesia juga bisa seperti pesentren-pesantren lainnya yang mengelola sendiri kebutuhan pokoknya. Bahkan mengurus airmya sendiri. Contoh yang baik ini bisa ditiru dalam mengelola negara. Menurutnya, mereka tidak bergantung pada fluktuasi harga di luar dan pihaknya ingin bangsa ini bisa berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang luar.
"Bangsa ini kaya dan melimpah bukan hanya sumber daya alam, tapi juga tenaga kerjanya. Tahun 2020 kita akan mendapatkan bonus demografi, jika ini tidak dibenahi sekarang, bangsa ini hanya akan jadi penonton bukan pemain,” papar Sandi.
Dalam obrolannya dengan KH Syamsul Arifin, Kemandirian pesantren akan bertambah lengkap jika bisa ada enerji altrenatif. Menurut Sandiaga, Syamsul Arifin meminta solusi dalam masalah listrik ini, kata Sandiaga, ada solusinya dengan menggunakan enerji surya.
"Jika sudah terpenuhi enerji di pesantren, kelebihan tenaganya akan diberikan kepada masyarakat sekitar, ini esensi Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam yang memberikan berkah pada semesta alam,” kata Sandiaga.