REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi secara optimal mencegah kasus stunting atau bertubuh pendek akibat asupan gizi kurang baik. Caranya dengan menggalakan gerakan beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA).
"Dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat, Sukabumi tidak termasuk sebagai daerah dengan kasus stunting," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan disela-sela kegiatan hari kesehatan nasional di Balai Kota Sukabumi Ahad (25/11).
Meskipun demikian, pemkot tetap memberikan perhatian khusus. Terutama dengan melakukan pencegahan terjadinya stunting. Upayanya dengan mengupayakan ketahanan pangan dan gerakan B2SA untuk makanan bergizi.
Menurut Fahmi, pencegahan terbaik agar seorang anak tidak mengalami stunting adalah dengan memenuhi asupan gizinya sejak masih janin. Oleh karena itu pemkot mengajak masyarakat agar paham bahwa makanan bergizi tidak harus yang mahal.
Akan tetapi kata Fahmi, makanan yang memenuhi syarat makanan gizi seimbang. Misalnya harus ada sayur dan buah-buahan segar.
Fahmi menerangkan, Sukabumi bersama dengan daerah lainnya beberapa waktu lalu mengikuti deklarasi pencegahan stunting di Jabar oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Deklarasi pencegahan stunting menuju Jabar zero stunting 2023 di Lapangan Gasibu Kota Bandung, Ahad (18/11).
Upaya kampanye pencegahan stunting juga dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukabumi. "Kami telah berupaya untuk secara maksimal mencegah kasus stunting," ujar Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sadjono.
Caranya dengan melengkapi sarana kesehatan yang diperlukan di daerah yang rawan terjadi kasus tersebut. Selain itu dengan terus melakukan kampanye atau sosislisasi pencegahan stunting.
Adjo berharap kedepan kasus stunting di Kabupaten Sukabumi dapat berkurang. Sehingga nantinya bisa memenuhi target yang telah di tetapkan di tingkat Jabar.