Ahad 25 Nov 2018 03:02 WIB

Pengamat: Ada Kesalahpahaman soal Pernyataan Ojek Prabowo

Pengamat menilai anggapan Prabowo menghina pengemudi ojek hanya kesalahpahaman.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Ratusan driver ojek online Surabaya menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (24/11). Mereka menuntut Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto meminta maaf lantaran dirasanya telah merendahkan profesi mereka.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
[Ilustrasi] Ratusan driver ojek online Surabaya menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (24/11). Mereka menuntut Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto meminta maaf lantaran dirasanya telah merendahkan profesi mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sinergi masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin menuturkan, pernyataan capres Prabowo Subianto soal pengemudi ojek daring perlu dibaca utuh agar dapat dipahami konteksnya. Dia menilai, Prabowo hanya menyampaikan keprihatinan.

"Suatu pernyataan itu harus dilihat konteksnya. Apa yang disampaikan oleh Pak Prabowo itu sebetulnya hanyalah ungkapan keprihatinan," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/11).

Setelah menyaksikan utuh pidato Prabowo di acara 'Indonesia Economic Forum' pada Rabu (21/11), Said menilai tidak ada yang salah dari pernyataan Prabowo terkait pekerjaan ojek daring. Pengemudi ojek hanya salah satu contoh dari sejumlah profesi lain yang dicontohkan Prabowo.

"Itu untuk mengkomparasikan jenis pekerjaan masyarakat yang lebih ia harapkan. Prabowo misalnya berkata ia lebih menginginkan anak Indonesia menjadi pemilik restoran daripada menjadi waiters. Bukankah itu harapan yang baik?" tutur Said.

Begitu pula saat Prabowo berharap masyarakat bisa memiliki lahan pertanian sendiri ketimbang menjadi coolie atau buruh tanpa keahlian. Semua itu, menurut Said, pernyataan komparatif tentang profesi di masyarakat yang lebih ia harapkan. "Dari sesuatu yang kecil menjadi menjadi sesuatu yang besar," kata dia.

Said menambahkan, Prabowo pun membahas kesejahteraan masyarakat di forum yang tepat sehingga tidak ada yang salah dari keinginan atau harapan menaikkan taraf hidup masyarakat. Karena itu, tudingan Prabowo menghina atau merendahkan pengemudi ojek hanya kesalahpahaman.

"Ini akibat informasi yang diterima tidak utuh dan kurang dipahami konteksnya. Kalau kita baca naskah visi, misi, dan program Prabowo sebagai capres, dia justru menunjukkan keberpihakannya pada para pengemudi ojek daring," paparnya.

Dalam dokumen resmi Pilpres 2019 itu, ungkap Said, Prabowo menjanjikan akan memberikan kepastian hukum pada ojek daring sebagai alat tranportasi umum. Bahkan jika pengemudi ojek ingin membentuk organisasi, paguyuban atau serikat pekerja sekali pun, Prabowo akan memberikan jamiman hak berserikat pada para driver.

"Hubungan kemitraan antara pengemudi ojek daring dengan pihak perusahaan pun dijanjikan oleh Prabowo akan diperkuat dan melalui suatu Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang adil dan berkekuatan hukum," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement