Sabtu 24 Nov 2018 19:21 WIB

Pemerintah RI Diminta Aktif Hentikan Konflik Yaman

Kondisi Yaman semakin memprihatinkan.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Joko Sadewo
Seorang pegawai berjalan di dalam pabrik makanan ringan yang hancur dihantam serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, Selasa, 9 Agustus 2016.
Foto: Reuters/Khaled Abdullah
Seorang pegawai berjalan di dalam pabrik makanan ringan yang hancur dihantam serangan udara koalisi Arab Saudi di Sanaa, Yaman, Selasa, 9 Agustus 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen Bin Smith menyatakan duka yang mendalam atas tragedi yang menimpa penduduk Yaman. Ia menilai kondisi terkini di Yaman sudah mengarah pada terjadinya tragedi kemanusiaan luar biasa, seperti kelaparan yang masif hingga jatuh korban, terutama anak-anak, perempuan dan lanjut usia.

"Semua ini diakibatkan oleh konflik berkepanjangan antara Pemerintah Yaman yang didukung oleh Saudi Arabia dengan kelompok Houthi. Konflik yang tidak selayaknya terjadi antara dua kelompok Muslim," kata Habib Zen dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Sabtu (24/11).

Sebab itu, Ketua Umum DPP Rabithah Alawiyah, Habib Zen menghimbau kepada Pemerintah Indonesia untuk berperan secara aktif mengupayakan perdamaian di Yaman, melalui berbagai saluran diplomatik yang ada.

"Juga kepada semua Ormas-Ormas Islam, diharapkan pula untuk menyatukan langkah dengan menyuarakan keprihatinan kepada pihak-pihak yang bertikai, terutama pihak pemerintahan yang terlibat," tambah dia.

Termasuk, lanjut dia, mendesak penghentian serangan Saudi Arabia yang mengakibatkan korban sipil. Selain itu blokade harus dibuka agar bantuan kemanusiaan bisa masuk untuk mengurangi kesengsaraan rakyat Yaman.

DPP Rabithah Alawiyah mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kaum Muslimin untuk membantu. "Dimohonkan untuk dapat membantu melalui doa bagi keselamatan rakyat di sana. Semoga Allah SWT menggerakkan hati kita semua berbuat sesuatu untuk Rakyat Yaman," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement