Sabtu 24 Nov 2018 09:36 WIB

Soal Ojek, Gerindra: Prabowo Ingin Rakyat Kerja Sesuai Skill

Gerindra membantah Prabowo menghina pengemudi ojek daring

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Arief Poyuono (kiri).
Arief Poyuono (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menjelaskan, komentar Prabowo Subianto terkait pengemudi ojek bukan bermaksud menghina. Menurutnya, Prabowo hanya ingin masyarakat hidup sejahtera dengan melakoni pekerjaan sesuai kemampuan dan pendidikannya.

"Artinya, kalau mereka (rakyat) bekerja sesuai skill dan pendidikan yang didapat, berarti kita tidak melakukan inefisiensi atas persoalan biaya pendidikan," katanya kepada Republika.co.id, Sabtu (24/11).

Arief melanjutkan, ada 40 persen masyarakat Indonesia yang bekerja di sektor informal. Mereka tidak mendapatkan jaminan kesehatan, jaminan ketenagakerjaan, dan gaji bulanan. Karena tidak punya pekerjaan di sektor formal, mereka pun memilih bekerja sebagai ojek.

"Satu-satunya jalan, mereka bekerja apa adanya sebagai tukang ojek. Padahal mereka lulusan S1 dan SMA, yang seharusnya bisa masuk kategori laboratory skills," ujarnya.

Pekerjaan ojek daring, diakui Arief, memang telah membantu mencukupi kebutuhan banyak orang yang masih menganggur. Namun, dia mengingatkan, bukan itu tujuan bernegara. Ia membandingkan negara seperti Jepang, Cina, Singapura, dan Amerika di mana jumlah pekerja transportasi daringnya sedikit.

"Tujuan kita bernegara itu ingin masyarakat sejahtera dan bekerja sesuai pendidikannya. Banyak saudara-saudara kita yang enggak beruntung, enggak punya kerjaan, karena banyak ditempati tenaga kerja asing dari Cina. Infrastruktur harusnya menghasilkan pekerjaan tapi buktinya mana," ucap dia.

Baca juga: Pengemudi Ojek Daring di Jember Desak Prabowo Minta Maaf

Sebelumnya capres Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinan karena lulusan SMA menjadi sopir ojek daring. Ia mengkritisi rakyat Indonesia yang menjadi kuli bukannya menjadi pengusaha dan pernyataan itu disampaikan dalam sebuah forum ekonomi di Jakarta.

Komentar Prabowo kemudian mendapat respon. Pengemudi ojek dalam jaringan (daring) atau online di Kabupaten Jember, Jawa Timur, memprotes pernyataan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. Para pengemudi ojek daring mendesak Prabowo meminta maaf karena dianggap telah menghina mereka.

"Kami menggelar aksi unjuk rasa secara spontan untuk harga diri para sopir ojek online dan tidak menuntut apapun, namun kami kecewa dengan pernyataan Pak Prabowo," kata salah seorang sopir ojek daring, Haris saat melakukan aksi unjuk rasa di bundaran DPRD Jember, Jatim, Kamis (23/11).

Para pengemudi ojek daring tersebut membawa sejumlah poster yang berbunyi "Jangan Hina Profesi Kami", "Pekerjaan Kami Halal Pak Prabowo", "Kami Tukang Ojek Punya Harga Diri, Jangan Rendahkan Martabat Kami".

"Kami hanya ingin Pak Prabowo meminta maaf dan kami minta tolong jangan hina pekerjaan kami, ojek bukan pekerjaan hina," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement