Jumat 23 Nov 2018 18:25 WIB

Bank BJB Targetkan Kredit Mesra Rp 4 Miliar

Bank BJB akan memfokuskan program Kredit Mesra di area miskin.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang karyawan menghitung uang nasabah di bank bjb cabang Surabaya di sela-sela peresmian gedung tersebut, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/4). Kehadiran bank bjb cabang Surabaya itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan serta mewujudkan kepedulian bank bjb terhadap pemberian pelayanan, kemudahan dan kenyamanan.
Foto: Zabur Karuru/Antara
Seorang karyawan menghitung uang nasabah di bank bjb cabang Surabaya di sela-sela peresmian gedung tersebut, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/4). Kehadiran bank bjb cabang Surabaya itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan serta mewujudkan kepedulian bank bjb terhadap pemberian pelayanan, kemudahan dan kenyamanan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Bank BJB, ikut mendukung program kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) yang dibuat oleh Pemprov Jabar untuk rumah ibadah se-Jabar. Menurut  Pemimpin Divisi Kredit UMKM BJB, Denny Mulyadi, pada tahap awal peluncuran program Mesra ini, banknya menargetkan bisa menyalurkan Rp 4 miliar hingga Desember 2018.

"Pada 2019 akan menyiapkan lebih banyak lagi sekitar Rp 1,2 triliun. Ini kan program targetnya bisa mengakses 62 ribu rumah ibadah di Jabar yang sudah diverifikasi DMI (dewan masjid Indonesia, red)," ujar Denny kepada wartawan di acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Jumat (23/11).

Denny mengatakan, Bank BJB akan memfokuskan program ini di area miskin. Penyalurannya, dilakukan secara bertahap. Tujuannya, kalau misalnya di satu daerah ada  10 pengusaha maka mungkin tahun depan ada 20 pengusaha di lingkungan itu.

"Dengan begitu daerah tersebut merangkak ekonominya," katanya.

Menurut Denny, program yang dilaksakan Pemprov Jabar adalah bagaimana menggerakan dan menyejahterakan masyarakat. BJB merespons dengan meluncurkan BJB Mesra.

"Ini kami lakukan untuk menggerakan ekonomi di rumah-rumah ibadah," katanya.

Mekanismenya, kata dia, masyarakat sekitar lingkungan rumah ibadah dibentuk 5-10 orang menjadi kelompok. Masyarakat yang mengajukan ini, harus dapat rekomendasi dari pengurus rumah ibadah.

Sebelum melakukan pinjaman, kata dia, masyarakat harus disaring dan diseleksi. Sehingga, menjadi kelompok. "Kita latih dulu bagaimana pengelola keuangan. Terus proses kredit. Proses ini melibatkan lembaga keagamaan islam dengan MUI dan DMI," katanya.

Calon nasabah tersebut, kata dia, harus mendaptkan rekomendasi dari pengurus rumah ibadah. Karena, ini tanpa agunan dan tanpa bunga. Jangka waktunya, maksimal 1 tahun. Angsuran setiap bulan hanya pokok saja. "Jadi tak ada agunan dan bunga bulanan seperti halnya pinjaman lain," katanya.

Nilai plafond kreditnya, kata dia, perorang adalah Rp 500 ribu sampai Rp 5 juta per orang. Sistemnya, tanggung renteng bukan orang-perorangan. Program ini, dibuat sebagai respon dari program Pemprov Jabar agar rumah ibadah bisa ikut menggerakan ekonomi masyarakat  dan bisa semakin menyentuh tingkat daerah, desa dan kecamatan.

Denny menjelaskan, program ini dibuat di rumah ibadah landasannya untuk menggerakkan dan menyejahterakan rumah-rumah ibadah.  Keuntungannya untuk bank bjb adalah dari biaya administrasi sudah cukup. Selain itu, menguntungkan secara ekonomi karena yang mikro dibina dan dilatih sehingga usaha berkembang dan akan naik kelas.

"Kan nanti plafon atau yang lain itu akan naik. Itu harapan kami usaha mikro ini bisa naik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement