Jumat 23 Nov 2018 13:34 WIB

Mengapa Sapi Perah Luar Negeri Lebih Sering Dimanfaatkan?

Tidak semua sapi memiliki jumlah susu yang ekonomis.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Sejumlah pimpinan PT Greenfields Indonesia dan PT Tetra Pak Indonesia berfoto bersama sembari mengenalkan produk susu di Ngajum, Kabupaten Malang, Kamis (22/11).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Sejumlah pimpinan PT Greenfields Indonesia dan PT Tetra Pak Indonesia berfoto bersama sembari mengenalkan produk susu di Ngajum, Kabupaten Malang, Kamis (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bukan hal baru apabila banyak peternak maupun perusahaan susu lebih memilih memanfaatkan sapi dari luar negeri. Salah satu di antaranya dilakukan oleh PT Greenfields Indonesia di Ngajum, Kabupaten Malang.

Head of Manufacturing, PT Greenfields Indonesia, Darmanto Setyawan mengatakan, pihaknya mendatangkan sapi perah jenis Holstein dan Jersey dari Australia. Sapi Holstein sesungguhnya jenis ternak dari Belanda sedangkan Jersey dari Inggris. 

"Dua jenis sapi ini juga dikembangbiakkan di Australia sehingga pihaknya lebih memilih mengambil impor dari negara tersebut karena faktor kedekatan wilayah," katanya.

Darmanto menjelaskan, alasan memilih sapi perah luar negeri karena kualitas yang dimilikinya. "Tidak semua sapi memiliki jumlah susu yang ekonomis. Susu yang kuantitas susunya banyak itu Holstein dan Jersey," kata Darmanto di Ngajum, Kabupaten Malang, Kamis (22/11).

Satu sapi perah luar negeri terutama dua jenis tersebut dapat menghasilkan 31 liter per harinya. Dari jumlah tersebut, biasanya akan dikonsumsi anak sapi sekitar enam liter setiap hari. Hal ini berarti pihaknya masih dapat memanfaatkan jumlah susu yang tersisa dari induk sapinya.

"Nah, kalau sapi lokal susunya langsung habis hanya untuk anaknya," jelasnya.

Adapun dari segi rasa, jenis sapi sebenarnya bukan faktor pengaruh utama. Terdapat aspek-aspek lain yang bisa mengubah rasa susu sapi. Salah satu di antaranya jenis pakan yang dikonsumsi sapi per harinya.

"Segi lingkungan dan tingkat stres sapi juga ikut mempengaruhi. Lagipula setiap sapi itu memiliki rasa beda," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement